Minggu, 12 April 2020

VIRUS KORONA MEMOTIVASI GURU




VIRUS CORONA MEMOTIVASI GURU

Sudah selayaknyalah guru memang orang yang “digugu dan ditiru”, mungkinkah ini masih berlaku seperti mata uang yang dapat dutukarkan kemana saja. Ataukah kita sudah menjadi mata uang yang lusuh bahkan mungkin sudah sobek, sehingga banyak orang yang sudah tidak mau menerima kehadiran kita atau bahkan mencampakkannya.
Mohon maaf para Bapak /Ibu Guru tulisan ini bukan maksud untuk mendiskreditkan para guru yang mulia. Tetapi sebuah keniscayaan yang memang harus kita terima. Bagi Bapak/Ibu guru yang marah akan tulisan ini mungkin dan wajar saja karena ia merasa menjadi mata uang yang baik tetapi ia tidak bisa melihat dirinya secara utuh. Akan tetapi bagi Bapak/Ibu guru yang merasa biasa-biasa saja mungkin karena ia termasuk kelompok orang berfikiran positif yang masih mau memperbaiki dirinya.
Kalau guru merasa lebih pintar dari siswanya, ada kalanya guru akan ditinggalkan siswanya, karena google lebih banyak tau. Tetapi kalau guru memiliki banyak empati dan simpati maka ia akan selalu dicintai siswanya, karena google tidak memiliki hal itu. Akan tetapi bagi guru yang memiliki keduanya (memiliki rasa empati dan simpati juga pintar memanfaatkan teknologi) maka ia akan selalu ada dihati siswanya.
Pembelajaran dengan sistem daring menjadikan guru termotivasi, terpaksa, dipaksa, terbiasa, manakah kata yang cocok menggambarkan diri Anda. Guru yang lebih kreatif maka ia akan termotivasi. Guru yang kurang kreatif maka ia akan sangat terpaksa apa lagi guru yang tidak kreatif maka dia harus dipaksa dan memaksakan diri untuk mampu melaksanakan tugas-tugasnya. Sangat jauh berbeda dengan guru yang memang sudah terbiasa menggunakan sistem dan media pembelajaran yang bervariasi pada saat mengajar daring atau secara online kepada siswa. Ya,  itulah virus corona sebagai motivator atau provokatornya.
Sudah menjadi fitrah manusia, apa bila dalam keadaan mendesak ide dan kreativitas dan motivasi akan selalu muncul,  baik itu akibat desakan maupun akibat kebutuhan. Perhatikan sekarang semua orang didesak untuk bekerja dari rumah dan belajar di rumah, ini adalah desakan. Lalu kebutuhannya adalah bagai mana mengkomunikasikan antara bekerja (mengajar) dari rumah dengan siswa yang belajar di rumah. Lalu timbul motivasi untuk bisa menguasa teknologi (komputer, internet) dan media pembelajaran lainnya.
Ialah virus korona yaitu virus yang mampu hipnotis dunia, dari virus corona (Covid-19) yang mengharuskan orang-orang penghuni bumi ini mencari pola atau bentuk berkegiatan. Jadi bukan hanya bekerja dan belajar dari rumah, melakukan hubungan sosialpun harus menjaga jarak aman (social distancing), (physical distancing). Bekerja (mengajar) dari rumah, belajar dari rumah adalah sebuah seruan yang bembahana seantero dunia. Dari sinilah masalah baru mulai bermunculan khusnya dalam dunia Pendidikan. Komponen masalah tersebut diantaranya : guru, siswa, media, konten. Mari kita bahas satu persatu.


a.            Guru     
Pengertian guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran guru seperti pilot yang mampu menerbangkan bahkan mengendalikan sebuah pesawat. Peranan guru sangat vital bahkan lebih dari seperti  seorang pilot. Karena peranan guru harus mampu memberikan arah perjalanan terhadap setiap peserta didiknya. Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pendidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para muridnya. Dari penjelasan tersebut, maka kita dapat memahami bahwa peran guru sangat penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya.
Adapun yang dimaksud dengan 7 M adalah
Mendidik
Membimbing
Mengarahkan kan
Melatih
Menilai
Mengajar
Mengevaluasi

               
b.            Siswa
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Siswa/siswi adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang menjadi sasaran tujuan pembentukan siswa memerlukan pemandu arah dari cita-citanya. Perlu guru yang mampu mengelaborasi potensi setiap siswanya.

c.             Media
Pengertian Media Pembelajaran, media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan (konten) dengan penerima pesan. Peran media pembelajaran tidak kalah penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, dan dapat memperjelas konten pembelajaran. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan lebih mempermudah pemahaman peserta didik dalam menginput materi pembelajaran. Juga pemanfaat multi media sangat baik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan. Media yang sekaligus mengandung konten pembelajaran akan lebih memberikan tantangan pada peserta didik serta memberi pengalaman yang lebih luas seperti menggunakan laptop atau sejenisnya.

d.            Konten
Konten atau isi atau materi bahan ajar adalah sesuatu yang sangat penting dan itu harus ada dalam proses pembelajaran. Konten ini seringkali tidak diperhatikan. Artinya, konten seringkali diserahkan saja pada keputusan guru atau diambil saja dari buku teks yang berlimpah-limpah, tanpa mengaitkan dengan tujuan pendidikan, tujuan kurikulum atau dengan tujuan instruksional. Padahal konten ini sudah tertuang dan terstruktur dalam kurikulum pada tiap jenjang Pendidikan.
Penidikan kita yang menganut sistem klasikal mengharuskan guru memberikan materi sesuai kurikulum, padahal kemampuan dan kemajuan peserta didik dalam perkembangannya bervariasi termasuk juga arah cita-cita yang diinginkannya. Disinilah peran guru yang kreatif dituntut untuk mampu menyisipkan hiden kurikulum, sehingga perbedaan perkembangan setiap peserta didik dapat terus diarahkan.




8 komentar:

PERKENALAN KEPALA SEKOLAH PADA MPLS

KEPALA SMAN 1 ALALAK Nama                          : Drs. Rusmin, M.A.P NIP                             : 19660520199203101...