BIODATA
Tempat, Tgl. Lahir : Anjir Pasar, 20 MEI 1966Tugas : Kepsek SMAN 1 Alalak
Kab. Barito Kuala
Kalimantan Selatan
Organisasi : Ketua PGRI Kab. Barito Kuala
MENDESAIN BUKU PELAJARAN
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengetahuan dengan Bapak/Ibu
tetang cara mendesain buku pembelajaran. Teknik dan pendekatan yang digunakan
adalah mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain pembelajaran yaitu Prof. Dr. Atwi Suparman
(mantan rektor UT) dan Dick & Carrey.
Secara umum dalam mendesain pembelajaran dan
sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran secara ilmiah dapat dilihat pada
bagan berikut ini:
Secara umum Proses perancangan desain pembelajaran terdiri
dari 11 langkah yang dapat saya uraikan sebagai berikut:
-
Langkah 1, kita perlu mendapatkan data dan
informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang
dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut. Ini sebagai potret keadaan
awal peserta didik.
-
Langkah
2, Berdasarkan data yang didapat dari langkah 1, selanjutnya kita perlu membuat
identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan
kita rancang. Dengan cara identifikasi ini memudahkan dalam menentukan
rancangan bahan ajar.
-
Langkah 3, Berdasarkan data langkah 2
selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata
pelajaran yang akan kita rancang. Ini menjadi dasar tujuan dari pembelajaran,
atau sebagai arah kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan dalam mendesain
pembelajaran yang modern.
-
Langkah
4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik
yang akan menjadi target atau pemakai buku yang kita rancang.
-
Langkah 5, Membuat rumusan tujuan instruksional
khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yang dikarang
oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
-
Langkah
6, Melakukan penyusunan TES, untuk mendapatkan gambaran dari penggunaan desain
dan materi, perlu dilakukan tes.
-
Langkah
7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan
(dalam hal ini saya merancang pembelajaran secara blended learning)
-
Langkah
8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang
dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online.
Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel
dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin)
-
Langkah
9, melakukan revisi atau perbaikan atauy penyesuaian ppada Langkah 6 dan 7
-
Langkah 10 selanjutnya perlu dilakukan evaluasi
formatif sbb:
o
1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang
pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa);
o
2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa
yang berdasarkan dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah);
o
3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9
siswa yang berdasarkan dari kelompok, menengah dan bawah);
o
4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan
melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang
berasal dari kelompokl Atas, menengah dan bawah.
Setiap tahapan mulai evaluasi
one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan
pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan
pembelajaran. Melakuklan evaluasi formatif untuk mengatahui capaian dan sebagai
umpan balik pada Langkah 4, untuk melakukan perbaikan dan perencanaan berkelanjutan.
-
Langkah 11, Khusus untuk langkah yng terakhir
Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain
pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk
buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak
penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin
memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan
harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Contoh bahan pembelajaran yang dirancang dengan format
Research dan versi penerbit adalah seperti berikut
Demikian sebagai pengantar bapak/Ibu/Rekan2, sekilas cara
mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban,
insyallah jika tahapan di atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi
kasus salah gambar dll sebagaimana dahulu pernah terjadi di buku-buku yang
beredar di lingkup Pendidikan dan kebudayaan khususnya jenjang sekolah dasar.
TANYA JAWAB (VIA CHATS WA GRUP) tanpa edit
1.
Assalamualaikum..selamt sore menjelang siang pak
Paidi mau tanya :
1.Setelah meliht
dan memahmi PPT, Elearning SMK Bengkulu, saya berasumsi bahwa itu adalah desain
beljr utk program sekolh Afirmasi dan
mirip classroom kira2 tangapan bpk seperti apa?
2.Tolong beritahu kami cara praktis
mendesain pembelajaran seperti SMKN Bengkulu?
Atas
jawabnya terims banya🙏🏻🙏🏻
Andy Muhtadin -Beltim-Babel
Jawab :
Terimakasih Mas
Andi (Babel), utk pertanyaan 1, kebetulan sy pernah merancangkan sebuah desain
pembelajaran utk SMKN 1 Bkl, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk
mencari pola pembelajaran untk siswanya yg melaksanakan di industri sekitar 6
bulan, maka sy buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan alhamdulilah
bisa digunakan dengan media yg dipakai siswa dan guru kala itu adalah
Handphone. Praktek pembelajarannya memang menggabngkan antara pembelajaran di
classroom dengan online [N]; 2. Untuk cara praktisnya sepertinya bisa mas Andy
ikuti alur yg ada di slide no. 7 ttg Pengembangan Blended Learning Berbasis
Handphone (BLISH)
2.
Assalamualaikum pak Paidi ... kenalkan nama saya
Rasita dari Kab Mukomuko Bengkulu tugas di SDN 16 Penarik
Pertanyaannya:
untuk langkah yg ke 9 mencari pakarnya agak
susah di daerah bagai mana mengatasinya, apa lagi kami dari SD agak terbatas
kemampuan serta personilnya. Terima kasih
Jawab :
Untuk pertanyaan mbak Rasita, alhamdulilah
utk pakar yg dimaksud Prodi S2 Teknologi
Pendidikan Unib sudah banyak mbak yang bisa, dengan syarat ybs sudah mencapai
kualifikasi S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di
kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah ada bukti kepakarannya mbak
3.
Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat Sore Pak Dr.
Paidi, Perkenalkan saya Supyanto dari Kota Bekasi, mohon penjelasan dalam
desain Instruksional itu mengenal ada tes formatif dan sumatif. Apa bedanya?
Jawab:
Untuk pertanyaan mas Supyanto, yang
dimaksud TES Formatif disini adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple
choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat
oleh si perancang buku yng sebeluamnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji
validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini
adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat
oleh si Perancang buku tsb.
4.
Selamat siang Pak Paidi.. kalau boleh tau apa
nama aplikasi e learning nya. Kayaknya keren banget.
Ridwan Nurhadi
Jawab :
software yang pernah sy untuk e-learning
tersebut menggunakan moodle, murah meriah pak karena sifatnya open source. Tapi
saat ini tidak bisa masuk lagi link tersebut karena sudah sy serahkan ke pihak
SMKN 1 Kota Bengkulu. Jika mas Ridwan ingin melihat lebih jauh isinya nanti sy
coba mintakan sama pihak SMKN 1, jika sdah ada hasilnya sy sampaikan kepada om
Jay
5.
Ass wr wb. Sy Bu Iez dari Lumajng
Bertanya apakah langkah2 mendesain cara
mengembangkannya sama dg model dick and Carry ya. Terima kasih
Jawab :
Betul mbak Iez, karena sy jg menggunakan
model Dick & Carrey👍
Namun mbak Iez juga bisa mengkombinasikan
dengan teori/model lain seperti pada langkah 8 selagi sesuai dengan
karakteristik bahan pembelajarannya
Tanya yg kedua: ang di vmaksd dg
Research versi penerbit ini apakah
blended learning yg dimaksd Bapak
Jawab:
heeee bukan,
kalau Versi penerbit biasanya ini ada kebutuhan tertentu yang di tetapkan oleh
penerbit karena menyangkut utk keuntungan penjualan dll. Pihak penerbit
biasanya sudah punyak team editor sendiri, seperti yang pernah sy lakukan untuk
memperbaiki draft buku di Penerbit Salemba IV - Jakarta, sehingga buku tsb bisa
dicetak/diterbitkan oleh Salemba IV
6.
Assalamualaikum saya ika s. Dari tangerang ,
boleh dijelaskan mengenai teori rothwel dan teori hannafin pada langkah ke 8
dalam.mendesain pembelajaran
Jawab :
Tidak, blended learnin itu sebuah model
pembelajaran, sedangkan yg sy masukd Reseacrh versi penerbit ini lebih pada
aturan tata cara pengetikan seperti desain cover, isi dll yang diberlakukan
oleh penerbit jika buku tsb dicetak oleh Penerbit
7. Slmt
siang pak Paidi,terimakasih penjelasannya,apakah rancangan pebelajaran seoerti
ini bisa untuk sd,sedangkan guru di sd
mengajar seluruh mata pelajaran kecuali Agama dan PJOK.bagaimana tekni
prnyederhanaannya?. Terimakasih, Lusia ,Curup.
Jawab:
Utk pertanyaan
mbak Ika, Maaf sy ada salah tulis tadi Teori Rowntre itu adalah cara-cara untuk
membuat buku yg sifatnya tercetak. Dan Hannafin itu untuk merancang bahan yang
non cetak alias online. Untuk teknisnya nanti sy kirimkan e-booknya ya
Untuk mbak
Lusia, pada prinsipnya Desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata
pelajarannya, yag membedakannya terletak pada isi pelajarannya
8. Assalaamu'alaikum
pak paidi...setelah membaca semua materi yg berisi langkah pembuatan design
pembelajaran saya masih belum bisa membayangkan hasil akhirnya. Yg ingin says
tanyakan bagaimana bentuk hasil design pembelajarannya, apakah menjadi sebuah
buku atau yg lainnya? Bagaimana cara penerapan hasil design pembelajaran tadi
ke siswa? Terima kasih. Sri indayani Lamongan
Jawab :
Untuk mbak Sri,
kelebihan desain pembelajaran ini adalah akan mengasilkan buku pembelajaran
yang bisa dijamin kebenaranya selagi prosedur dikerjakan dengan benar.
Kelebihan lain juga desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen
pendukungnya termasuk model
pembelajarannya sudah ditentukan
9.
Assalamualaikum pak,,saya Noralia Semarang.
Ijin bertanya,saya pernah melakukan
penelitian R&D untuk tesis saya dulu, saya mengambil judul pengembangan
modul pembelajaran. Dan itu saya penelitian hingga menjadi produk akhir yang
bagus bisa sampai 6 bulan, padahal hanya untuk 1 bab materi ajar karena
beberapa kali diujikan ke kelas besar
shg dapat prototipe produk yang bagus.
pertanyaan saya,,untuk pengembangan bahan
ajar seperti yang bapak laksanakan yg menghasilkan produk buku ajar untuk 1
tahun pelajaran, butuh berapa lama pak penelitiannya?
2. Apakah tiap bab materi ajar di buku ajar
yang dikembangkan harus diujikan di kelas besar atau hanya kita ambil sampel
salah satu materi ajar saja?
Terima kasih
Jawab :
Untuk mbak Noralia, 1. waktu yang
dibutuhkan untuk 1 buku /tahun sy butuh
waktu antara 6 sampai 10 bulan itupun sy sambil nyambi mbak heeee. Jika focus
utk desain buku saja 6 bulan itu insyallah sudah selesai;
2. Iya betul setiap bab harus diujikan untuk
tahap Small group dan Field trial
10.
Ass,saya Bu Dede dari SLB AB Kemala Bhayangkari
2 gresik
Jika mengacu kepada keterangan terahir yg
ttg buku yg d rancang untuk keperluan penerbit, penerbit sdh mempunyai format
sendiri mohon arahan
Berkenaan dengan buku yg akan saya buat
subjeknya ABK
Lalu untuk uji coba seperti tahapan d atas
apa memungkinkan
Jawab :
Untuk mbak Dede, Betul mbak, penerbit sudah
mempunyai Format tersendiri versi penerbit, si penuli tinggal mengikuti
outline. Contohny sy mendapatkan amanat dari penerbit erlangga untuk membuat
buku-buku SMK dengan outline sudah ditentukan pihak Erlangga. Mbak Dede maaf
singaktan dari apa ya ABK?
Anak Bermebutuhan Khusus
ooooo Bisa mbak
selagi bahan/materi buku masih dalam
lingkup di SLB, silahkan dicobakan menggunakan alus desain sebagaimana tersebut
pada slite 7.
11.
Assalammu'alaikum, Pak, saya Bu Budi dari Gresik
Mau bertanya
Berapakah jumlah halaman yang
dipersyaratkan bila membuat buku ini ?
Jawab :
Tidak ada persyaratan minimal jumlah
halamannya. Yang pasti buku tsb sudah mencakup semua materi hasil analisis pada
langkah 3 dan 5,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar