BIODATA
Nama
: DRS. RUSMIN, M.A.P
Tempat, Tgl. Lahir : Anjir Pasar, 20 MEI 1966
Tugas
: Kepsek SMAN 1 Alalak
Kab. Barito Kuala
Kalimantan
Selatan
Organisasi
: Ketua PGRI Kab. Barito Kuala
Narasumber kita kali ini adalah :
Dr. H. IMRON ROSIDI, S.Pd., M.Pd ,
Lahir di Surabaya, 10 Juni
1966.
PNS dengan Pangkat/Gol.
Ruang : Pembina
Utama Muda/ IV C
Tempat kerja beliau di UPT SMA Negeri 2 Pasuruan
Pendidikan terakhir : Pascasarjana S3 Bahasa
Indonesia, Fakultas/Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia.
Tema kita kali
ini adalah “Motivasi Menulis Buku dan Berprestasi”.
Saat ini marilah kita memotivasi diri untuk menjadi guru
penulis, guru yang visioner.
Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku, yang
ada adalah orang yang tidak mau menulis buku.
Mengapa demikian?
Menulis itu mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan kalimat
yang bisa dibaca dan dipahami oleh orang lain. Jadi sebenarnya menulis ini sama
saja dengan menyampaikan apa yang sebenarnya ingin kita ucapkan dalam bahasa
lisan, namun disampaikan dalam bahasa tulisa.
Seseorang bisa dengan lancar
berbicara, bahkan setiap bertemu dengan teman, kolega, keluarga bahkan dengan
orang tidak dikenal sekalipun kita bisa dengan lancar berbicara tanpa harus
berpikir. Tapi ketika menulis? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaan.
Empat syarat untuk menulis:
1.
Mau
Sebagai hasrat untuk memulai menulis maka
kemauan yang kuat adalah langkah pertama untuk dapat bisa menulis buku dengan
baik.
2.
Tekun
Kesungguhan dalam melaksanakan niat atau
kemauan yang tulus perlu ketekunan. Disiplin untuk tetap memegang teguh
komitmen atau kemauan dalam menulis akan berbuah hasil yang baik.
3.
Nekat
Keberanian untuk terus melangkah dalam
menulis adalah bagian dari upaya menghilangkan keragu-raguan. Nekat adalah
bagian upaya memaksakan diri untuk terun melakukan sesuatu agar tujuannya
tercapai.
4.
Baca
Agar dapat menambah wawasan dalam menuangkan
gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan, maka kita perlu banyak
membaca. Dengan banyak membaca kita tidak akan kehilangan kata-kata.
Menulis itu adalah suatu keterampilan, jadi perlu dilatih
berulang-ulang dan sebagai asupan untuk menambah wawasan maka perlu membaca.
Jangan merasa takut salah lalu tidak mau menulis, orang yang tidak pernah salah
hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa.
Setelah mempelajari tulisan di atas kalua masih tidak bisa menulis
berarti ada kemungkinan
1.
Belum menemukan alasan mengapa harus menulis
2.
Tidak tahu cara menulis
Mari awali dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan
cerpen. Lanjut ke buku umum, atau buku-buku
motivasi dan buku pelajaran.
Menulis itu keterampilan. Maka harus terus berlatih.
Berlatih menulis, dan bukan dipelajari.Sebagaimana pemain sepak bola. Dia
harus terus berlatih. Tetapi dia juga perlu vitamin agar dapat
selalu bermain dengan baik dengan kondisi tubuh yang tetap prima.
Begitu juga seorang penulis harus terus berlatih menulis dan
perlu vitamin dalam menulis. Dan vitaminnya seorang penulis yaitu dengan banyak
membaca buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan menulis, ungkap Dr. Imron.
Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Tetapi
kita harus yakin bahwa dengan terus berlatih akan ada
peningkatan, baik dari segi kedalaman konten/ isinya maupun dari
bahasanya. Pengalaman Dr.Imron dalam menulis buku, diawali dengan menulis LKS(
Lembar Kegiatan Siswa). Dari LKS tersebut justru beliau mendapatkan
semuanya, maksudnya memperoleh ketenaran, royalty / keuangan, pengalaman,
kesuksesan dan yang terpenting kebahagiaan hati, kepuasan batin dapat berbagi
ilmu dan informasi yang dibutuhkan orang lain. Itu karena waktu dulu LKS wajib
dimiliki siswa. Sehingga siswa membutuhkan dan membeli LKS tersebut untuk
kepentingan belajar mereka.
Setelah menulis LKS sukses, beliau
kemudian menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat
nasional. Dan dua kali beliau juara nasional. Selanjutnya beliau menulis buku
pelajaran dan sekarang aktif menulis buku perkuliahan dan buku-buku umum.
3 p ( person, paper dan place )
Agar dapat menulis maka perlu mendalami materi dengan 3p
( person, paper dan place ). Sebelum menulis buku
mulailah dengan 3P yaitu :
1) Person.
Kita sebagai penulis harus banyak berdiskusi dengan
orang-orang yang mengerti dengan apa yang akan kita tulis.
2) Paper
Dengan cara membeli buku-buku yang sesuai dengan yang akan
kita tulis . Membeli atau mengumpulkan berbagai buku, majalah, jurnal dll yang
sesuai dengan materi yang akan kita tulis.
3) place
Artinya mendatangi tempat yang akan kita jadikan obyek
tulisan kita. Contoh kalau mau menulis tentang pesantren harus banyak datang ke
pesantren. Tetap bergairah dengan melihat senangnya apabila buku kita terbit.
Ayo menulis buku dan kirimkan .
Hal-hal penting dalam tanya jawab
-
Bagaimana teknis menulis buku pelajaran yang
menarik, dimana kita tahu bahwa siswa milenial (meski tidak semuanya)
kenyataannya kurang suka membaca buku, lebih menyukai youtube?
Jawaban
Bahwa kita ,
sebagai seorang penulis harus melihat dulu siapa pembacanya.Masalah siswa
sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sudah seperti itu.
Setiap hari dan detik membuka hp, dan bukan membuka buku.Kalau menulis buku dan
digemari penerbit (buku umum) maka menulislah hal-hal yang saat ini sedang hit
/ hangat. Bisa tulisan tentang kiat belajar di rumah di saat pandemi
virus corona. Atau tulisan yang berisi pengalaman orang-orang sukses, bagaimana
saat dia menjadi siswa . Atau hal-hal lain, pasti akan lebih menarik. Semuanya
harus dicoba , dilatih terus , jangan takut tulisan jelek dan tidak
laku. Seorang penulis pantang menyerah, pantang berputus asa. Harus gigih dan
bersemangat.
-
Ketika dari kecil suka membaca dan menulis dan selalu
terputus ditengah jalan, karena selalu mencari alasan dan selalu ada
alasan itu, salah satunya adalah aturan pembuatan tulisan yang
dipaparkan seperti dalam PPT, mohon di jelaskan lebih
spesifik lagi karena saya selalu tergerak untuk menulis tetapi tidak bisa
menulis!
Jawaban :
Antara otak kita
yang berjalan lancar dengan tangan kita yang mengetik, jauh lebih cepat otak
kita. Waktu menulis anggaplah sedang berbicara. Kalau ada yang salah saat
mengetik, mungkin salah huruf, kurang huruf, kalimatnya kurang baik. Biarkan
saja. Terus menulis jangan takut salah.Setelah dianggap selesai,
mungkin 4 sampai dengan 6 paragraf. Dibaca lagi sambil membenahi
yang salah. Masalah kemandegan, belum selesai menulis lalu berhenti, itu karena
kurangnya motivasi dalam menulis. Kalau menulis artikel populer, cerpen, puisi
harusnya sekali duduk. Malamnya sebelum menulis, penuhi dulu wawasan kita
tentang apa yang akan ditulis.
-
Materi yang Dr.Imron sampaikan benar-benar
motivatif sekali. Di buku non fiksi, apakah daftar pustaka disematkan juga
dalam isi buku, ataukah cukup disematkan di bagian daftar pustaka saja, Seperti
ketika kita membuat artikel ilmiah? Biasanya untuk terbitan pertama, penerbit
akan mencetak bukunya sejumlah berapa eksemplar? Untuk buku antologi itu kan
berarti buku keroyokan dari banyak penulis, untuk pemberian sistem royaltinya
bagaimana? Sebaiknya sebagai penulis pemula, ke penerbit mana kita dapat
menawarkan buku kita?
Jawaban
Bahwa daftar
pustaka hanya di akhir tulisan. Bisa juga dengan diberi footnote.
Untuk menerbitkan berapa jumlah eksemplarnya itu tergantung prediksi penerbit.
Maaf, buku saya yang akan diterbitkan Kanisius Jogja, masih proses, akan
diterbitkan 500 eks. Kalau menerbitkan sendiri 5 eks bisa, 100 juga bisa.
Biasanya penerbit major tidak menerbitkan buku antologi yang keroyokan. Lebih
lanjut Dr.Imron mengatakan bahwa sebagai penulis pemula, untuk
menerbitkan buku sebaiknya ke penerbit indie atau menerbitkan sendiri dulu.
Artinya dengan biaya sendiri.Nanti kalau dirasa tulisan kita bagus, baru
dikirim ke penerbit mayor. Ingat dan lihatlah visi dari
masing-masing penerbit.
-
Untuk langkah awal yang bisa memberi semangat
kita agar kita bisa menemukan sesuatu sehingga bisa berlanjut ke menulis buku itu
apa? Selain motivasi terdapat juga passion dalam menulis.
Bagaimana menyelaraskan dan mensinergikan antara motivasi dan minat dalam
menulis ?
Jawaban
Bahwa seorang
penulis itu harus selalu mempersenjatai diri dengan sebuah pena untuk jaman dulu.
Ketika sekarang jaman semakin maju, teknologi kian berkembang maka dapat
menggunakan handphone untuk mencatat ide yang muncul tiba-tiba. Dan ide yang
muncul harus segera dituliskan/dicatat ,tidak boleh ditunda.Terus tentukan,
tulislah dalam bentuk yang paling sederhana, artikel populer. Artikel populer
hanya 3 sampai dengan 5 halaman. Baca terus dan kirim ke majalah atau surat
kabar. Misal ke radar dulu. Satu kali terbit maka nama Anda akan dicatat oleh
tim redaktur.Tentunya setiap orang berbeda dalam hal motivasi dan minat
menulis. Gairah dan motivasi keduanya sejoli dan berjodoh. Ketika
ada motivasi maka kita harus menuliskannya agar siswa kita bangga , dan saat
itu bisa muncul gairah, kalau kita seorang guru. Dan gairah ini akan terus bertambah
ketika tulisan kita terbit. Akhirnya kita akan terus menulis dan menulis.
Contoh saja. Ada sebuah cerita. tentang seorang guru SD di sebuah pulau
terpencil. Satu buku selesai ditulis dan diterbitkan sendiri. Banyak
orang memberi apresiasi. Akhirnya dia tambah bergairah untuk menghasilkan
buku-buku selanjutnya.
-
Bagaimana tahapan dalam membuka dan menutup
kalimat atau paragraf? Apakah karya tulis / buku untuk syarat naik
pangkat dari golongan 3 ke golongan 4 ada perbedaannya?
Jawab
Paragraf itu gabungan kalimat yang koheren atau
padu. Ada 3 cara agar padu yaitu :
1) Mengulang kata yang
sebelumnya disebutkan,
2) Mengganti dengan
kata lain yang sama maknanya, dan
3) Memberi
konjungsi antar kalimat. Paragraf itu terdiri atas 3 sampai dengan 5 kalimat,
bisa 1 kalimat utama dengan 2 kalimat penjelas.Paragraf bisa dimulai dari
kalimat utama, yaitu kalimat yang perlu dijelaskan dan masih bersifat umum.
Misal Pandemi Corona menyengsarakan banyak orang. Kalimat selanjutnya adalah
penjelas dari kalimat tersebut. Jadi berakhir apabila dianggap penjelasnya
sudah cukup. Usahakan maksimal 5 kalimat.Dan untuk menulis buku kenaikan
pangkat dan karya tulis tidak ada perbedaannya. Syarat yang penting kalau buku
itu sudah berISBN nilainya 3 dan kalau tidak ber ISBN nilainya 1,5.
-
Bagaimana cara mengatasi jika sedang banyak
urusan/kegiatan/acara dan juga harus meluangkan waktu untuk menulis?
Jawaban
Dengan membagi pengalamannya bahwa beliau
menulis sebenarnya baru, ketika masuk menjadi mahasiswa jurusan Bahasa
Indonesia dan mengikuti kegiatan HMP (Himpunan mahasiswa penulis). Beliau
banyak menulis puisi dan cerpen serta artikel populer di majalah kampus . Sejak
menjadi guru pada tahun1989, baru pada tahun 1990 ada 1 buku yang terbit. Dan
hal itu memunculkan motivasi dalam dirinya, karena hinaan salah satu
guru. Waktu itu gurunya bilang, mana ada guru D3 tulisannya diterbitkan. Dan
Alhamdulillah saat itu buku beliau diterbitkan oleh penerbit YA3 Malang .Dan
mulai saat itulah gairah menulis muncul dalam diri Dr.Imron Rosidi.
Penulis itu
harus mau mengorbankan waktu agar impiannnya menjadi seorang penulis dapat
tercapai. Dan beliau sekarang menjadi kepala sekolah, mengajar di dua pondok
pesantren dan satu perguruan tinggi dan masih sempat melatih pencak silat.
Beliau menulis setiap malam dan setiap ada waktu luang. Beliau mengatakan harus
ada waktu wajib, misal malam hari jam berapa sampai dengan berapa. Tanpa ada
waktu wajib menulis, pasti sulit untuk menjadi penulis. Jadi harus ada disiplin
diri yang baik untuk menjadi penulis.
Jika ingin
menerbitkan buku di penerbit mayor harus faham visi misi sebuah penerbit.
Pelajari beberapa penerbit beserta karakteristik tulisan yang diterima. Untuk
bisa ke penerbit mayor, usahakan kita sudah terkenal dulu. Untuk mengetahuinya
bagaimana? Buka google, ketik nama dan asal. Kalau ada berarti sudah terkenal.
Untuk mengetahui visi misinya harus membuka google. Atau yang paling gampang
datang ke toko buku. Cari buku yang selaras dengan buku yang akan kita tulis.
Kirimkan naskah kita ke sana.
hebat pak doktor imron
BalasHapus