Sabtu, 16 Mei 2020

MENULIS OPINI





INGIN MENULIS INTIP DI SINI













Penuturan narasumber saya Asep Sapa'at, tubuh sehat, jiwa kuat, cita-cita ingin jadi orang bermanfaat. 🙏🏻



Mengikat Makna
Dengan semangat untuk saling belajar, saya ingin sharing tentang pengalaman menulis di rubrik opini dan hikmah Republika.

Pertama, saya awali dengan penjelasan tentang mengikat makna. Istilah mengikat makna dipopulerkan oleh almarhum Hernowo. Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas menulis sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang bisa kita lihat, dengar, rasakan, renungi.





Setiap orang memiliki hambatan menulis yang berbeda-beda. Ada hambatan yang disebabkan kesulitan mengalirkan gagasan, ada juga karena faktor mood, ada pula yang disebabkan karena faktor penguasaan bahasa serta keterampilan menulis. Namun hakikatnya, setiap diri kita bisa menulis jika konsisten mau belajar.
Mulailah menulis dari:
   
-      Yang biasa kita alami, rasakan, dengar, lihat (sesuatu yang dekat dengan diri kita).
-      Yang mudah
-      Yang sederhana
-      Yang biasa kita renungkan, pikirkan dan kita yakini

Jangan memulai dari khayalan, nantinya Anda akan kehabisan hayalan kekurangan kata-kata yang ingin diungkapkan, sehingga unkapan yang ingin disampaikan tidak dapat dimaknai oleh pembaca. Berbeda dengan para penulis yang memiliki banyak pengalaman, ia bisa memulai dari mana saja.
Mulailah menulis dalam cacatan pribadi baik yang opline maupun yang online seperti facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram dan media sosial lainnya. Ini adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan diri untuk menuangkan gagasan.




Sifat Tulisan
Berdasarkan kajian salah satu guru menulis saya, Mas Bambang Trimansyah, sifat tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:

1. Pribadi tertutup, yakni tulisan bersifat sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun catatan-catatan rahasia.

2. Pribadi terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi, terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah dibuat sesuka hati.

3. Publik terbatas, yakni tulisan yang ditujukan untuk bisa dibaca oleh sekelompok orang yang mendapat rekomendasi penulis atau di publis pada grup-grup tertentu.
4. Publik terbuka, berbeda dengan ketiga sifat tersebut di atas, tulisan yang ditujukan siapa saja yang bisa mengakses tulisannya, baik melalui media cetak dan atau melalui media online.
Sifat menentukan untuk siapa tulisan Anda ditujukan. Pada sifat pertama Bapak Ibu menulis, tetapi hanya Bapak Ibu sendiri yang membacanya. Sifat 2, 3, dan 4 adalah tulisan yang ditujukan untuk publik sehingga Anda perlu menimbang tujuan penulisan dan pembaca sasaran.
Opini merupakan jenis tulisan nonfiksi, ranah jurnalistik, dan sifat tulisannya publik terbuka.

Ruh Tulisan



Asal kata ruh memiliki arti  sesuatu (unsur) yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup. Ruh adalah juga potensi lain yang dimiliki oleh manusia.
Dalam sebuah tulisan adanya ruh diharapkan adalah suatu potensi atau unsur yang dapat mempengaruhi pembaca sesuai dengan tema besar tulisan. Alam bawah sadar pembaca akan larut dan terbawa pada suasan tulisan yang dibacanya. Sehingga pembaca bisa: tertawa terbahak-bahak, sedih dan menangis, berperilaku yang lebih baik (sopan santun, alim, ramah-tamah, bijaksana, penyayang dan lain sebagainya).
Sebelum bicara lebih teknis untuk membuat tulisan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar tulisan kita memiliki ruh atau jiwanya. Menurut Mas Fauzil Adhim, ada 6 aspek yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa.

o   Visi Hidup
o   Emosi
o   Wawasan
o   Pengalaman
o   Nalar
o   Kontemplasi
-      
Tulisan akan memiliki jiwa saat penulis memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), melibatkan emosi saat menulis, luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi, jalan-jalan), berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan nalar atau logika yang tepat, dan tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang akan ditulis.


Proses Menulis



Ada 5 hal yang harus diperhatikan setiap kali kita menyelesaikan sebuah tulisan, sehingga tulisan itu dapat dinikmati para pembaca:


1.     Menggagas: Berpikir dan Merencanakan
o   Mengumpulkan bahan referensi
o   Menentuian pembaca sasaran
o   Mengembangkan ide menjadi kerangka

2.      Menyusun draf
o   Menulis bebas
o   Memasukkan bahan yang relevan dengan pengalaman diri, pengalaman orang lain, latar belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki.
o   Memasukkan data dan fakta.
o   Mengembangkan gaya penulisan yang tepat sesuai pembaca sasaran.

3.     Merevisi
Tahapan yang sangat sebelum menerbitkan sebuah tulisan adalah melakukan revisi. Draf yang sudah disusun dikoreksi ulang mungkin perlu penambahan atau pengurangan kata dan atau kalimat, bisa juga memperbaiki susunan kata-kata agar mudah dipahami oleh pembaca. Disamping itu perlu juga memperhatikan tata bahasa seperti pemakaian tanda baca, penentuan huruf kapital dan lain sebagainya.
4.      Menyunting: Memastikan Tidak Ada Kesalahan
Memperbaiki tulisan dari aspek tata bahasa, ketelitian data dan fakta, kesantunan. Tak boleh ada kesalahan elementer.
5.     Menerbitkan
Menentukan publikasi tulisan pada media yang tepat serta pembaca yang tepat. Bapak Ibu dapat memilih media daring atau media cetak.
Di luar teknis menulis yang disampaikan di atas, faktor nonteknis seperti:

o   Disiplin menulis
o   Tak pantang menyerah mengirimkan tulisan ke media meski sering ditolak dan tak dimuat.
o   Selalu belajar meningkatkan keterampilan menulis.
o   Membiasakan diri untuk selalu mengisi rubrik opini pada media tertentu secara online. Cara ini akan jadi jalinan silaturrahmi dengan para redaktur di media masa. Kita juga mendapatkan informasi dan masukan dari para redaktur agar kualitas tulisan lebih baik dan potensial dimuat di media cetak.


Pesan-Pesan Bijak Untuk Menulis

o   Mulailah menulis dari sekarang kalua tidak kapan lagi, menulislah setiap hari.
o   Mulai menulis dari yang mudah dari apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, kita cium.
o   Mulailah menulis dari sedikit, lama-lama jadi bukit. Nanti bisa dikumpulkan menjadi sebuah tulisan utuh.
o   Mulailah menulis dari yang sederhana, mungkin hal yang tidak penting (cerpenting)  cerita tidak penting, hingga menjadi sesuatu yang sangat bermakna.
o   Mulailah menulis bebas, buang semua perasaan yang menghambat seperti: takut, malu, malas, tekanan psikologis.

Semoga Anda jadi penulis yang hebat.










































2 komentar:

PERKENALAN KEPALA SEKOLAH PADA MPLS

KEPALA SMAN 1 ALALAK Nama                          : Drs. Rusmin, M.A.P NIP                             : 19660520199203101...