BIODATA
Nama
: DRS. RUSMIN, M.A.P
Tempat, Tgl. Lahir : Anjir Pasar, 20 MEI 1966
Tugas
: Kepsek SMAN 1 Alalak
Kab. Barito Kuala
Kalimantan
Selatan
Organisasi
: Ketua PGRI Kab. Barito Kuala
Narasumber kita kali ini adalah Much. Khoiri (Master Emcho)
Lahir di Desa Bacem, Madiun 24
Maret 1965, Much. Khoiri kini menjadi dosen dan penulis buku dari FBS
Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, editor, penggerak literasi.
Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer
Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996)
ini trainer untuk berbagai pelatihan
motivasi dan literasi. Ia masuk dalam buku 50 Tokoh Inspiratif Alumni Unesa
(2014). Pernah menjadi Redaktur Pelaksana jurnal kebudayaan Kalimas dan
penasihat jurnal berbahasa Inggris Emerald. Pernah menjadi redaktur Jurnal
Sastra dan Seni. Selain menghidupkan beberapa komunitas penulis, ia juga pernah
mengomandani Ngaji Sastra di Pusat Bahasa Unesa bersama para sastrawan.
Karya-karyanya (fiksi dan nonfiksi) pernah dimuat di berbagai media cetak,
jurnal, dan onlinebaik dalam dan luar negeri. Ia telah menerbitkan 42 judul
buku tentang budaya, sastra, dan menulis kreatifbaik mandiri maupun antologi.
Buku larisnya antara lain: Jejak Budaya Meretas Peradaban (2014), Rahasia TOP
Menulis (2014), Pagi Pegawai Petang Pengarang (2015), Much. Khoiri dalam 38
Wacana (2016), kumpuis Gerbang Kata (2016), Bukan Jejak Budaya (2016), Mata
Kata: Dari Literasi Diri (2017), Write
or Die: Jangan Mati sebelum Menulis Buku (2017), Virus Emcho: Berbagi Epidemi
Inspirasi (2017), Writing Is Selling (2018), Praktik Literasi Guru Penulis
Bojonegoro (2020), Virus Emcho: Melintas Batas Ruang Waktu (2020), dan SOS Sapa
Ora Sibuk: Menulis dalam Kesibukan (2020). Sekarang dia sedang menyiapkan
naskah buku tentang menulis, budaya, literasi, dan karya sastra (puisi dan
cerpen). Dia cukup aktif menulis di muchkhoiriunesa.blogspot.com; www.kompasiana.com/much-khoiri;
muchkhoiri.gurusiana.id.; jalindo.net; dan sahabatpenakita.id.
Instagram: @much.khoiri dan
@emcho_bookstore.
Emailnya:
muchkhoiriunesa@gmail.com dan muchkoiri@unesa.ac.id HP/WA: 081331450689. Facebook: Much Khoiri-90.
Sapaan awal dengan memberi salam.
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat
siang, Bapak-Ibu sekalian, salam sejahtera untuk kita semua. Semoga sehat
senantiasa. Bahagia sekali kita bisa berjumpa dalam sebuah grup kreatif yang
telah didesain untuk belajar bersama, saling menguatkan, saling mengisi
untuk menulis.
Pertama-tama saya mohon izin
untuk mengenalkan diri. Saya Much. Khoiri, dosen dan penulis 42 buku dari Unesa
Surabaya. Saya mulai memuatkan tulisan di media cetak sejak 1986/1987 (kuliah
semester 3), jadi saya tidak perlu kisahkan semuanya di sini.
Kehidupan manusia memang unik
dan menarik untuk dilirik dan ditelisik
Ilustrasi awal
perhatikan gambar berikut ini!
Gambar 1
Melihat ilustrasi gambar di atas
dapat disimpilkan tidak ada yang tidak sibuk atau tidak ada yang tidak
berkegiatan, semua orang sangat disibukkan oleh kegiatannya bahkan terkadang
kesibukannya bisa saja bukan yang diperuntukan untuknya atau sekedar iseng atau
memang menyibukkan diri sendiri.
Bagi kebanyakan orang yang super
sibuk hendaknya tetap bisa mengatur waktu, jangan sampai kesibukan menjadi beban
berat kehidupan pribadinya. Terkadang kesibukan itu karena tuntutan yang
berlebihan, baik karena dikejar waktu, karena banyaknya pekerjaan yang harus
diselesaikan bahkan karena ambisi yang berlebihan.
Perhatikan ilustrasi gambar
berikut ini:
Gambar 2
Gambar 3
Ada beberapa pernyataan kalau kita mengamati dua ilustrasi
gambar di atas :
1.
Diukur tingkat kesejahteraan, lebih sejahtera gambar
2.
2.
Dilihat dari kesibukan, lebih sibuk gambar 2
3.
Dilihat dari kesempatan, gambar 3 lebih banyak
kesempatan (ibadah)
4.
Dilihat dari penampilan (pakaian) gambar 3 kelihatan
lusuh
Dan masih banyak pernyataan dan
pertanyaan yang bisa kita lontarkan
Sekarang pertanyaan besar kenapa gambar 2 bisa stress? Sementara
gambar 3 masih bisa sempat bersyukur.
Sebelum kita menjawab pertanyaan besar mari kita nikmati
dulu ‘Panggung Sandiwara”
Untuk tetap bisa menghibur saya tampilkan dulu lirik lagu
Panggung Sandiwara, yang dinyanyika oleh Ahmad Albar, juga dinyanyikan oleh Nicky
Astria yang ditulis oleh Ian Antono
Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Yang
ingin menikmati lantunan lagunyanya silakan klik link berikut ini
Begitulah kehidupan manusia di dunia sebenarnya semua orang memiliki peran yang berbeda-beda, justru dari perbedaan itulah terjadi kehidupan yang harmonis. Jangan kita berfikir bahwa hujan emas akan menjadikan semua orang kaya raya. Hanya bagi orang-orang yang pandai bersyukurlah (qonaah) yang paling nyaman menikmati “panggung kehidupan” bukannya “panggung sandiwara”.
Tidak ada masalah kalau memang kita tidak mempermasalahkan, tidak ada kemudahan kalua kita selalu menganggap semua itu sulit. Mulailah membiasakan yang benar jangan membenarkan yang biasa.
Kesibukan memang sudah menjadi ciri kehidupan modern, semestinya kehidupan modern ini justru lebih mudah karena ditopang oleh teknologi. Tapi kenapa orang merasa semakin sibuk dengan kehidupannya. Ya karena kita terlalu banyak menuntut dan tidak pandai mengatur waktu, selalu merasa tidak sempat untuk berbuat.
Untuk membantu, kita perhatikan bagan berikut ini.
Mulai sekarang pandai-pandailah mengatur waktu, selalu bersyukur untuk tetap bisa menikmati panggung kehidupan ini. Sesibuk-sibuknya urusan, coba untuk mencuri-curi waktu agar kita tetap bisa menulis setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar