KUNJUNGI BLOG SAYA DAN BERIKAN KOMENTAR
Pengunjung tulisan pada
media online seperti blog sesuatu yang menjadi tujuan utama dalam menyampaikan
gagasan, komentar atau saran sebagai umpan balik semuanya bagaikan magnet yang
mampu menarik dan menggairahkan pikiran kita untuk selalu menulis dan
mengeluarkan gagasan-gagasan baru. Begitu juga tulisan kita pada media yang
lainnya seperti Facebook, Twitter, Instagram, WA Grup dan lain sebagainya.
Menjadi kebanggaan
tersendiri apa bila tulisan kita dapat dibaca dan dikomentari banyak orang.
Bukan hanya tulisan di media sosial online akan tetapi
juga tulisan di media cetak seperti koran, majalah, buletin, buku. Akan lebih
bangga lagi kalua tulisan kita itu bisa menjadi bahan rujukan bagi penulis dan
pembicara ilmiah lainnya.
Mari kita
analisa sebuah tulisan Dahlan Iskan pada blog beliau:
SATU PILOT. Yang ingin menyumbang paru terus bertambah.
Sampai kemarin meningkat menjadi 30 orang. Demi nyawa seorang pilot Inggris
itu. Yang bekerja di Vietnam Airlines itu.
Ia satu-satunya penderita Covid-19 di Vietnam yang
berpotensi akan meninggal dunia (Baca DI’s Way: Satu Nyawa). Rakyat Vietnam
tidak mau pilot itu meninggal. Agar Vietnam tetap tercatat di sejarah Covid-19
--sebagai satu-satunya negara yang tidak ada korban meninggal dunia.
Tapi kondisi paru pilot itu terus memburuk. Sekarang
sudah sepenuhnya tergantung pada paru buatan. Darah pilot itu --namanya Pasien
No. 91-- harus dilewatkan mesin yang berfungsi sebagai paru. Dari mesin itu
darah dialirkan kembali ke jantung. Untuk diedarkan ke seluruh tubuh --dengan
oksigen yang didapat di mesin paru itu.
Memang tim dokter sudah memutuskan: akan melakukan
transplant paru. Tinggal menunggu donor. Sebenarnya transplant itu sudah
dilakukan kemarin. Sudah ada orang meninggal di rumah sakit itu. Tapi, setelah
diperiksa, parunya tidak sehat. Terkena infeksi. Batal.
UU di Vietnam memang masih melarang transplant dengan
pendonor orang yang masih hidup --untuk menghindari perdagangan organ. Tentu
pemerintah komunis Vietnam bisa saja bikin pengecualian. Kalau keadaannya
sangat darurat.
Hanya, kondisi Pasien No. 91 itu masih bisa bertahan
beberapa hari lagi. Dengan paru buatan itu. Siapa tahu masih akan ada lagi
calon donor cadaver.
Transplant paru sendiri kini memang sudah mulai umum.
Dengan biaya sekitar Rp 1 miliar (di India) atau Rp 1,5 miliar (di Inggris).
Tergantung kondisi pasien.
Memang transplant paru sangat sulit. Tidak semudah
transplant liver. Apalagi transplant ginjal. Namun kisah suksesnya sudah kian
tinggi.
Satu kota kecil --untuk ukuran di sana-- di Tiongkok pun
sudah bisa melakukannya. Kota Wuxi tercatat sebagai yang pertama melakukan
transplant paru pasien Covid-19. Untuk dua paru sekaligus. Sukses pula.
Sejarah itu dibuat tanggal 29 Februari lalu. Itu hari
Sabtu. Baru disiarkan media di sana hari Senin lusanya.
Kota kecil Wuxi letaknya satu jam perjalanan kereta cepat
dari Shanghai --ke arah Nanjing. Wuxi adalah kota industri --semua daerah di
antara Shanghai-Nanjing adalah kawasan industri. Setiap hari lebih 50 kereta
cepat menghubungkan Shanghai-Nanjing. Beberapa di antaranya berhenti di stasiun
Wuxi.
Pasien Covid-19 yang menjalani transplant paru di Wuxi
itu berumur 54 tahun.
Sebenarnya ia sudah sembuh dari Covid. Sudah dites
nucleus acid. Dua kali. Selalu negatif.
Tapi parunya bermasalah. Lendirnya sangat lengket di
paru. Itu menyebabkan si pasien tidak bisa bernafas. Sangat tersiksa.
Tapi kondisi organ lain pasien itu sangat baik. Ia pun
memenuhi syarat untuk di-transplant. Berhasil.
Vietnam memang belum berpengalaman di bidang itu. Belum
ahli. Tapi tim Wuxi bisa dengan cepat membantu. Sesama negara komunis.
Bertetangga pula.
Tapi kelihatannya Vietnam akan minta bantuan Jepang. Di
Jepang sudah lebih sering dilakukan transplant paru.
Tim dari Jepang itulah yang selama ini membantu dokter
Vietnam untuk mengembangkan ilmu transplant. Bahkan pernah mempraktekkannya.
Dan lagi Jepang lah sahabat terbaik Vietnam --bukan
Tiongkok. Investor asing terbesar di Vietnam adalah Jepang. Hubungan Vietnam
dengan Tiongkok seperti Wahabi dan Syi'ah. Sama-sama komunis tapi mazhabnya
berbeda. Bahkan pernah saling serang.
Vietnam sangat percaya pada Jepang. Waktu dokter Vietnam
ingin melakukan transplant pembimbingnya dari Jepang. Termasuk saat ingin
mempraktekkan transplant paru yang pertama. Dua tahun lalu.
Dengan didampingi tim Jepang itu dokter Vietnam sudah
sukses melakukan uji coba transplant paru itu. Di Ho Chi Minh City. Yakni tahun
2017. Pasien yang diuji coba waktu itu adalah seorang anak umur 7 tahun.
Berhasil.
Tim itulah yang kelihatannya akan menangani transplantasi
Pasien No. 91 sebentar hari lagi.
Memang tingkat sukses transplant paru ini masih rendah
--dibanding transplantasi organ lainnya. Tapi kemajuan terus terjadi. Tahun
lalu sudah 80 persen pasien transplant paru yang bisa hidup lebih dari 1 tahun.
Yang bisa hidup lebih dari lima tahun baru 30-50 persen.
Yang bisa 8 tahun lebih kecil lagi.
Tapi tetap saja ada campur tangan Tuhan. Saya dulu
--tahun 2006-- juga sudah diberi tahu: maksimal bisa hidup 5 tahun lagi. Bisa
jadi benih-benih kanker akan muncul lagi. Saya diminta berpikir ulang.
Saya pun tetap memutuskan transplant. Kanker saya sudah memenuhi
hati. Badan saya sudah bengkak. Wajah saya sudah menghitam.
Saya sangat siap untuk transplant. Tambah umur lima tahun
sangatlah lumayan. Berarti akan meninggal umur 60 tahun. Sudah lebih pantas.
”Kalau organ yang lain masih tetap baik, lima tahun kemudian
bisa transplant lagi,” ujar dokter waktu itu --memberi harapan tambahan.
Saya diam saja. Lima tahun masih lama. Dipikir kelak
saja.
Menjelang lima tahun itu saya diperiksa detail sekali:
tidak ada tanda-tanda munculnya kanker hati yang baru.
Alhamdulillah.
Lima tahun kedua diperiksa lagi. Tetap bersih.
Alhamdulillah.
Dua tahun lagi adalah lima tahun ketiga.
Kondisi badan pilot di Vietnam itu juga sangat baik.
Semua organ lainnya masih mendukung. Kans untuk sukses sangat besar. Apalagi
kalau kedisiplinan setelah transplant tetap tinggi --disiplin makan obat, atur
diet, dan gaya hidup.
Bahkan di Amerika sudah ada bukti. Pasien transplant paru
--tahap awal dulu-- masih hidup sampai sekarang. Sudah 26 tahun.
Namanya: Tom Mathews. Umurnya saat ini 55 tahun.
Peristiwa itu terjadi ketika umurnya 29 tahun. Di
Cleveland, Ohio. Saat itu transplant paru baru dua tahun dicoba.
Tom memenuhi syarat untuk ditransplantasi. Ia sudah
terancam meninggal segera. Ia menderita penyakit turunan: cystic fibrosis --lendir
di paru yang mestinya cair menjadi lengket.
Organ lainnya baik.
Tom sehat kembali. Ia pun kawin dengan Kim. Lalu
mengambil dua anak angkat: laki dan perempuan --kini berumur 22 dan 20 tahun.
Sepuluh tahun kemudian Tom harus transplant lagi. Kali ini
lebih mudah: transplant ginjal. Mungkin akibat efek samping obat yang harus
diminum rutin pasca transplant. Agar paru yang baru itu tidak ditolak oleh
badan Tom. Efek samping obat itu memang tidak baik untuk ginjal, diabetes dan
darah tinggi.
Mungkin yang terakhir itu pula yang membuat saya terkena
tekanan darah tinggi. Sampai terjadi aorta dissection --pembuluh darah utama
saya pecah sepanjang 50 cm. Itu terjadi di Madinah, Arab Saudi, tepat 10 tahun
setelah transplant hati.
Itulah pandangan positif saya –daripada mengaku darah
tinggi itu akibat sesuatu yang sia-sia itu.
Saya pun ikut optimistis pilot di Vietnam itu akan masuk
golongan yang sukses. Bisa berumur panjang. Ia muda. Ia pilot --yang biasanya
disiplin. Ia bukan wartawan --yang biasa urakan. Ia tidak merokok. Apalagi di
Vietnam banyak gadis cantik nan jelita --seperti digambarkan dalam teater Miss
Saigon. (Dahlan Iskan)
Hasil Analisis tulisan Beliau diantaranya:
-
Kalimat singkat padat
-
Paragraph singkat namun bisa
dipahami
-
Buat poin Anda segera bisa
dibaca atau ditebak.
-
Pengantar singkat saja
-
Lebih banyak tanda baca titik
dari pada koma (pada tulisan Beliau terdapat tanda titik (.) 145 kali sedangkan
tanda baca koma (,) hanya 12 kali).
-
Dengan cara baca scanning
sudah bisa dipahami
-
Tambahkan detail seperti warna,
pertebal (bold) untuk sesuatu yang perlu perhatian khusus/ kata kunci
-
Gunakan kata-kata sederhana,
mudah dipahami
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat satu paragraph:
-
Cukup tiga kalimat
-
Rangkaian kata cukup 17 – 19 kata
untuk satu kalimat.
-
Memiliki benang merah/tautan
setiap paragrafnya
-
Jangan menambahkan kata-kata
penyerta sehingga kalimat terlalu Panjang.
Agar pembaca jadi penasaran dan selalu
ingin menyelesaikan bacaannya maka perhatikan hal berikut:
-
Kalimat pertama paling menarik
-
Paragraph kecil saja
-
Sesuaikan alur tulisan/tautan
kalimat
-
Gunakan tata Bahasa Indonesia
yang baku
-
Kata-katanya mudah dipahami
Menulis itu ada siklusnya
Kita harus tahu dulu siapa yang
jadi sasaran
Ada
pemaparan situasi, ada konflik atau persoalan lalu ditutup dengan solusi
Kita bisa menulis apa saja. Namun
pertarungan sebenarnya adalah pada proses editing
Empat proses saat melakukan proses editing
tulisan Anda.
Bagian 1: cek ide, area atau gambaran besar
tulisan anda seperti struktur dan narasi. Sebenarnya apa yang anda ingin
sampaikan.
Bagian 2: Baca dengan kacamata sebagai seorang krititikus yang paling
keras bagi tulisan anda sendiri.
Bagian 3: Jangan menambahkan apa pun. Cukup
hapus atau delete
Bagian 4: Tambahkan gaya pada tulisan Anda
untuk membuatnya indah
POIN PENTING
"Komunikator
yang buruk ia berkomunikasi seperti orang mengoceh. Komunikator yang baik
meninggalkan detail yang tidak perlu. Komunikator yang luar biasa memperlakukan
kata-kata sebagai komoditas yang paling langka."
Tulisan bisa tambahkan gaya metafora agar konsep
abstrak jadi mudah dipahami, metafora membuatnya jadi konkret.
-
Raja siang keluar dari ufuk
timur. Maksudnya matahari
-
Raja malam telah keluar dari
paraduannya. Maksudnya bulan
Membaca tanpa
metafora seperti tersandung di sekitar rumah Anda dalam gelap. Tetapi membaca
dengan metafora seperti berjalan dalam cahaya.
Mantab bapak,, cuma lebih bagus lagi ada penutupnya 😊
BalasHapus