Jumat, 01 Mei 2020

MENULIS TIAP HARI DAN MENERBITKAN BUKU



  BIODATA PENGGUNA BLOG            

Nama                       : DRS. H. RUSMIN, M.A.P
Tempat, Tgl. Lahir    : Anjir Pasar, 20 MEI 1966
Tugas                       : Kepsek SMAN 1 Alalak
                                   Kab. Barito Kuala
                                   Kalimantan Selatan


Organisasi               : Ketua PGRI Kab. Barito Kuala
                                  Kalimantan Selatan




NARASUMBER 


Narasumber kita kali ini adalah Dadang Kadarusman, beliau adalah juga seorang motivator terkenal.  Anak dari seorang guru sekolah dasar, sejak kecil sudah sangat suka membaca buku-buku yang dibawakan ayahnya . Dan dari suka membaca itu kemudian ia berkeinginan untuk menulis. Jadi sejak kecil ia sudah terbiasa menulis. Bahkan sampai sekarang kebiasaan menulis itu sudah menjadi kebutuhan sehari-hari.

Diawali dengan sebuah pertanyaan.
Saya tanya, cara apa yang tidak Anda ketahui itu?
Sebuah pertanyaan ini dimaksudkan adalah tentang menulis dan menerbitkan buku. Karena memang tema kita pada kesempatan ini adalah tentang menulis dan menerbitkan buku.
Apakah jawaban ini nantinya sama halnya dengan yang dihadapi oleh bapak ibu di forum ini dan para pembaca.
Jawabnya adalah: Ya cara menerbitkan buku.

Bayang-bayang semu penulis pemula
Memang itu jawaban kebanyakan orang-orang apa bila mendapat pertanyaan tadi yaitu pikirannya pasti membanyangkan "Cara Menerbitkan buku."
Selain jawaban tersebut di atas masih banyak bayang-bayang yang menghambat bagi calon penulis pemula yaitu:
-          Apakah materi tulisan bermutu atau tidak.
-          Apakah penerbit mau menerbitkan tulisannya atau tidak
-          Bagai mana format tulisan yang bisa diterima penerbit.
-          Bagai mana cara memasarkan buku kalua penerbit mencetaknya
-          Apakah pembaca tertarik dengan materi tulisannya.
-          Apakah penerbit  masih memiliki kepercayaan untuk kesempatan berikutnya.
Semua bayang-bayang yang menghambat bagi penulis pemula ini akan kita temukan jawabannya pada materi berikut ini.

Apa itu yang harus diperbaiki?
Buang sejauh-jauhnya bayang-bayang yang menghantui para penulis pemula untuk memulai menulis dan menerbitkan buku.  Karena sebenarnya menulis dan menerbitkan buku itu sangat mudah sekali. Karena tantangan yang sebenarnya ada pada diri kita sendiri yaitu malas dan rasa takut, kalua kita mampu menguasa kedua rasa ini maka kita sudah mendapatkan satu langkah awal untuk menulis dan menerbitkan buku.
Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya. Jika kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit. Kita tidak perlu mendatangi penerbit lagi, mereka yang akan datang kepada kita.

Ghost writer seperti pemain film di belakang layar.
Dunia yang serba digital merupakan tantangan terbesar bagi para penerbit, sehingga penerbit juga sebenarnya sangat memerlukan penulis. Penulis dan penerbit sebenarnya seperti simbiosis mutualisme yaitu hubungan yang sama-sama saling menguntungkan. Bahkan ada ghost writer yang hanya memiliki kemampuan menulis dari memanfaatkan para profesional. Penerbitan buku yang ditulis oleh ghost writer sama pemain film di belakang layer, jadi pengarang bukunya adalah professional sebagai sumber ide-ide dalam buku.
Karena ketergantungannya dengan orang lain maka sipenulis akan mengalami kesulitan untuk menerbitkan buku-buku berikutnya. Berbeda dengan orang yang memiliki keterampilan sendiri ia dapat dibangun denga menulis setiap hari, sehingga ia bisa menerbitkan buku kapan saja.


Meningkatkan kemampuan menulis
Pembahasan kita kali ini akan difokuskan kepada cara menulis setiap harinya. Karena dengan cara ini merupakan salah satu latihan termudah untuk bisa menulis buku yang handal. Sehingga dapat kita yakini penerbit akan mendatangi Anda jika skill menulis Anda sudah sesuai dengan yang mereka cari. Jadi pelajaran pertama, jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah, sebenarnya gampang sekali.

Sekarang, saya akan membahas tetang 'WHY' -nya terlebih dahulu.
Mengapa kita perlu menulis setiap hari:

1.       Dalam perspektif pembelajaran kita mengenal  alah bisa karena biasa, menulis itu berfikir yang runut dan menggerakkan jari jemari kita untuk mencatat agar pikiran kta dapat dituangkan dalan sebuah tiulisan yang bisa dibaca orang setiap saat. Banyak para guru yang Ketika berbicara di depan kelas sangat professional menyampaikan ide-ide cemerlang. Tetapi Ketika diminta untuk menuangkannya ke dalam jurnal ilmiah merekan mengalami kesulitan. Ini disebabkan karena mereka tidak melatih otot motorik tangannya, mereka tidak mengkombinasikan angtara kemampuan berfikir dengan kemampuan menuangkannya dalam bentuk tulisan.

2.       Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa dan pikiran. Jadi kalau kita sudah terbiasa menulis, melihat apapun selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Bukan hanya melihat, meraba/merasakan, memikirkan bahkan sampai menggunakan intuisipun bisa dituangkan dalam tulisan untuk mereflesikannya dan itu bisa terjadi secara refleks saja. Maka mulailah menulis dan selalu menulis untuk menuangkan pikiran dan perasan. Yang lebih baik gunakanlah media digital untuk menyimpan dan mempublikasikan setiap tulisan.

3.       Menulis setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.
Kesimpulannya, kita perlu menulis setiap hari adalah, karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya.
Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri
Untuk mengasah kemampuan itu dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS.
Jika memang sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal, mulai sekarang berkomitmen untuk menulis setiap hari. Meskipun hanya satu kalimat yang dapat dipahami oleh pembaca, sebenarnya ini sudah lama diajarkan oleh facebook. Coba perhatikan, setiap kali kita membuka facebook, pada akun kita selalu ditanya  “Apa yang Anda pikirkan”. Nah disitulah kita tuangkan setiap pikiran atau ide-ide cemerlang, biasanya selalu mendapat tanggapan para follower kita. Tanggapan itu merupan umpan balik bagi kita sehingga dapat memunculkan ide-ide baru.
Berbeda dengan media cetak seperti koran, tabloid, majalah dan media cetak lainnya sebuah tulisan utuh seperti artikel memang memerlukan trik dan keterampilan khusus untuk bisa diterbitkan. Hal itu membuat penulis pemula kesulitan. Karena bukan hal yang mudah untuk menuangkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan.

Sekarang kita bahas WHATnya

WHAT makes you write something?
Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk menulis?
Pertanyaan sederhana ini mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. dengan kata lain, apa sih tujuan kita menulis?
Ada beberapa tujuan orang menulis diantaranya:
-          agar mendapatkan uang, ya karena memang ada orang yang sangat membutuh uang dari hasil karya tulisnya. Tapi perlu diingat tujuan ini juga terkadang menjadikan  kita kecewa, karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh mereka,  kita juga bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkan. Mungkin saja royalti yang diterima sedikit kafrena bukunya juga lakunya sedikit.
-          menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita

Panca Indera adalah sumber ide
Segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita bisa menjadi sumber ide. Berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam sistem panca indra dan indra ke 6 kita? Tinggal kita olah dan kembangkan dituangkan dalam sebuah tulisan agar orang lain bisa memahaminya. Dan karena rangsangan itu selalu ada setiap hari bahkan tak terhingga, maka kita semua sebenarnya bisa menulis setiap hari.

TANYA JAWAB VIA WA (tanpa edit)

1.       Selamat siang
Saya Dwi Mulyanti
Dr SMKN 1 Kademangan Kab. Blitar
Pertanyaan saya
1. Berapa lama pengalaman bapak mengasah menulis hingga akhirnya dipercaya oleh penerbit seperti sekarang ini?
2. Sebagai permulaan, Seperti apa strategi dan Tips memilih penerbit yang sesuai dengan buku yang akan kita terbitkan?
Jawab :
Baik Bu Dwi. Saya mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba. Berarti sudah sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan mulai dipercaya oleh penerbit? Sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi, ada tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh waktu selama saya untuk diercaya penerbit. #2. Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya. Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seper…


2.      Saya Syukri dari padang mau tanya sama bang deka, yang pertama,nulis setiap hari kalau dipaksakan mungkin bisa ya bang. Tapi tentang Themanya apakah harus terstruktur atau bagaimana bang. Yang kedua berapa banyak kah kita harus nulis per hatinya? . Yang ketiga untuk masa berapa lama tulisan trsebut kita kumpulkan?. Makasih atas jawabannya bang deka.🙏

Jawab :
Baik Pak Syukri. Betul pak, kalau dipaksa bisa. Tapi, 'paksaan' adalah sebuah proses yang efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki 'refleks menulis' sendiri. Saya misalnya, sudah mulai menulis sejak SD. Tapi menulis setiap harinya barus setelah bekerja dibisa HR. Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun butuh dipaksa. 1) Mengenai Thema, dalam tahap belajar; TIDAK USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Pokoknya nulis saja. Tidak usah takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya bicara dengan penulis yang sudah pro, saya menuntut mereka hasil karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar, yang terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya
#2. berapa banyak perhari? Targetkan 1 karya tulis. Sepanjang apa? Berapa kata? Bebas. yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah pikiran sehingga pembaca mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema "PANTANG MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata. Cukup 2 atau 3 paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa menerima atau mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti tulisan itu sudah menjadi 1 artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan ditingkatkan
#3. Tidak ada standar berapa lama masa pengumpulan. kecuali jika bapak punya kontrak dengan penerbit. Misalnya disepakati dalam 2 bulan naskah harus selesai. Kalau bapak menulis untuk tujuan lain, maka waktunya bisa beda lagi


3.    Nama saya Heni Ekawati, S.Pd, M. Pd, Asal sy dr Aceh,,sy betugas di SLB. B YPAC BANDA ACEH
Sy ingin bertanya pak,,dari mana awalnya sy bercerita yang saya ingin menuliskan tentang kisah Anak Istimewa yaitu Dunia Tanpa Suara....

Jawab :
Bu Heni Ekawati
Itu topik yang keren.
Dari kalimat "DUNIA TANPA SUARA" saja sudah mengundang pertanyaan orang.
"Apaan sih maksudnya?"
Saya contohkan ya. Saya akan memulai sebuah tulisan dengan tema itu. nanti bisa ibu lihat bagaimana mengawali tulisannya
Parafraf 1: Hey kamu. Pernahkah kamu membayangkan bagimana seandainya tidak seorang pun bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi. bisakah kamu membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang. Coba pejamkan matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun tertangkap pendengaranmu.
Eh, tapi. menurut kamu. Apakah mungkin telingamu benar-benar tidak bisa mendengat bahkan sekedar bunyi 'ting' pun? Nggak ya. Nggak mungkin kamu nggak dengar bunyi anakku. Tahu kenapa? Karena ketahuilah sayang, bahwa Allah sayang banget sama kamu. Sehingga engkau bisa mendengar berbagai macam suara.
Paragraf 2 tuch.
paragraf terakhir saya begini: Nak. Kamu sudah bersyukurkah dengan karunia indah itu? Karena ada loh, di desa sebelah. Seorang gadis yang tidak seberuntung kamu, sayang. Tapi sejak lahir sampai usianya yang menginjak 15 itu, tidak pernah mendengar apapun ditelinganya selain hening semata. Hebbbatnya..., gadis itu tidak pernah mengeluh nak. Tidak pernah pula sekalipun dia bersedih. Pokoknyaaa... a-... aaapa ya. Ehm, ibu...ibu kehabisan kata-kata untuk menjelaskan kemulian dirinya dibalik heningnya dunianya. Jika kamu tidak keberatan, sayang. Bolehkan Ibu mencari tahu lebih banyak tentangnya dan menceritakan kisah indah tentang gadis itu kepada hari Jumat nanti?
Kesimpulan: orang bilang memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA SARI SEBUAH KATA yang terlintas dalam pikiran Ibu. Insya Allah. nanti akan mengalir dengan sendirinya. Dan kalau saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya Allah, apa yang saya harus tuliskan hari ini? Bimbing saya ya Allah ya.

Sudah sampai pesannya nggak dengan 3 paragraf itu?
Minimal ada 1 gagasan yang sudah sampai kepada pembaca. Dan diujung ceritanya, ada 'komitmen' untuk melanjutkan.
Sekarang, bisakan Ibu Heni lajutkan?
Silakan bu Heni lanjutkan dengan tulisan sendiri. Dan saya akan melanjutkan dengan tulisan saya

4.   Assalamualaikum Pak Dadang.saya baru tahu adanya Gosh writter itu.tapi saya ingin menerbitkan buku itu klo hasil dari tulisan saya sendiri. yang menjadi hambatan saya selalu ga pede ketika ingin mulai menulis, seakan ide itu hilang.bagaimana caranya supaya tetap semangat untuk bisa menulis dan supaya ide itu ga hilang.
Eti Haryati dari Bogor

Jawab :

waalaikumsalaam warohmatullah. Bu Eti.
Keren.
Ijinkan saya menambahkan bahwa menggunakan jasa "GHOSTWRITER" itu bukan hal yang buruk ya. Tapi itu cocoknya hanya untuk mereka yang hanya ingin menerbitkan buku.
kalau kita kan ingin menjadi penulis terampil, maka itu bukan opsi yang tepat buat kita
Mengenai tidak pede. Itulah sebabnya tadi saya sampaikan bahwa dalam proses latihan menulis, kita tidak perlu terikat dengan target berapa jumlah kata. kan di sekolah dulu ada pelajaran mengarang ya. bu gurunya bilang panjang tulisan minimal 1500 kata. Widiiih, bagi pemula mah pusing banget. Jadi nyantai aja
Dan tadi kita bahas juga tentang,  tidak usah baperan dengan respon orang terhadap kualitas tulisan kita. Kita cuek maksudnya? Bukan. Tapi, kita harus menerima diri sendiri sebagai orang yang baru belajar. Jadi, kalau pun tulisan kita 'tidak laku' ya nggak apa-apa. Kan baru belajar. Latih terus aja. Bikin tulisan terus. Kalau belum berani menunjukkan tulisan itu pada orang lain, biarin aja jadi koleksi pribadi kita. Sambil terus memperbaiki tekniknya. Nanti kalau sudah ada tulisan yang 'layak' dicobain ke orang lain, tunjukkan saja. kalau bisa, pilih orang yang tidak akan bersikap negatif.
Kesimpulan: Banyak orang tidak pede saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang, hey boleh jadi seseorang sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan penuh kekaguman. So menulislah.

5.   Maaf Om DK, dalam menulis sebuah buku apakah kita menentukan judul baru menulis artikel2 yg berkaitan dgn judul atau kita menulis artikel2 dulu baru diberi judul utk menjadi sebuah buku?
Agus Purwadi, Ponjong

Jawab :
Baik pak Agus.
Dulu buku saya yang judulnya "OUTSHINE" diberi judul duluan. Naskahnya ditulis belakangan. Sedangkan buku "KETIKA SEMUT DAN GAJAH BEKERJA" ditulis naskahnya duluan.
Jadi, tidak ada keharusan menulis judul dulu atau naskah duluan.

6.       Saya coba menulis di kompasiana namun yang membacanya tidak begitu banyak, Apakah tulisan-tulisan itu bisa di jadikan buku kompilasi ? (Isar Daduki)

Jawab :
Nah, pak Isar. Kalau sebuah tulisan sedikit yang baca, TIDAK BERARTI tulisannya tidak bagus. Bisa saja tempat penayangannya yang kurang tepat.
Tulisan-tulisan bapak bisa dibuat kompolasi

7.       Assalamu'alaikum
Sangat menarik Om Deka. Bgm menjaga keistiqomahan menulis setiap hari? Sebab bagi sy kdg semangat menulis, kdg luruh semangatnya. Terima kasih. Isminatun, Sukoharjo
Jawab :
Waalaikumsalaam warohmatullah Bu Isminatun.
itulah pentingnya menemukan WHAT MAKES YOU WRITE yang tadi kita bahas. Karena hal itu akan menentukan tingkat istiqomah kita
Tapi jawabat dari WHAT tadi sifat individual.
Kalau kita menulis karena uang, maka bakal berhenti ketika hasil karyawa kita nggak jadi uang banyak.
Tapi kalau kita punya alasan yang lebih tinggi lebih mulia lebih bernilai Insya Allah akan istiqomah
Saya, misalnya. Sekarang menulis lebih karena ingin agar Allah mengajari saya sesuatu. lalu yang Allah ajarkan itu saya bagikan kepada orang lain.
Dengan itu, maka saya selalu tanya; Ya Allah, hari ini saya bisa belajar apa?
Dapat jawabannya
dituliskan
lalu dibagikan
Makanya sekarang saya justru lebih tertarik untuk menulis artikel setiap hari kemudian diberikan secara free daripada memikirkan menerbitkan buku
Dengan demikian, maka gagasan saya bisa lebih cepat sampai kepada orang lain
Kesimpulan: Temukan, hal apa yang bisa membuat ibu ingin menulis. Atau apa tujuan ibu menulis. Jika sudah ketemu, nanti ibu akan dengan sendirinya menulis secara produktif








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERKENALAN KEPALA SEKOLAH PADA MPLS

KEPALA SMAN 1 ALALAK Nama                          : Drs. Rusmin, M.A.P NIP                             : 19660520199203101...