BIODATA PENGGUNA BLOG
Nama : DRS. H. RUSMIN, M.A.P
Tempat, Tgl. Lahir : Anjir Pasar, 20 MEI 1966
Tugas : Kepsek SMAN 1 Alalak
Kab. Barito Kuala
Kalimantan
Selatan
Organisasi : Ketua PGRI Kab. Barito Kuala
Kalimantan Selatan
NARASUMBER
Narasumber kita kali ini adalah Dadang
Kadarusman, beliau adalah juga seorang motivator terkenal. Anak dari seorang guru sekolah dasar, sejak
kecil sudah sangat suka membaca buku-buku yang dibawakan ayahnya . Dan dari
suka membaca itu kemudian ia berkeinginan untuk menulis. Jadi sejak kecil ia
sudah terbiasa menulis. Bahkan sampai sekarang kebiasaan menulis itu sudah
menjadi kebutuhan sehari-hari.
Diawali dengan sebuah pertanyaan.
Saya tanya, cara apa yang tidak Anda ketahui itu?
Sebuah pertanyaan ini dimaksudkan adalah tentang menulis dan
menerbitkan buku. Karena memang tema kita pada kesempatan ini adalah tentang
menulis dan menerbitkan buku.
Apakah jawaban ini nantinya sama halnya dengan yang dihadapi
oleh bapak ibu di forum ini dan para pembaca.
Jawabnya adalah: Ya cara menerbitkan buku.
Bayang-bayang semu penulis pemula
Memang itu jawaban kebanyakan orang-orang apa bila mendapat
pertanyaan tadi yaitu pikirannya pasti membanyangkan "Cara Menerbitkan
buku."
Selain jawaban tersebut di atas
masih banyak bayang-bayang yang menghambat bagi calon penulis pemula yaitu:
-
Apakah materi tulisan bermutu atau tidak.
-
Apakah penerbit mau menerbitkan tulisannya atau
tidak
-
Bagai mana format tulisan yang bisa diterima
penerbit.
-
Bagai mana cara memasarkan buku kalua penerbit mencetaknya
-
Apakah pembaca tertarik dengan materi
tulisannya.
-
Apakah penerbit
masih memiliki kepercayaan untuk kesempatan berikutnya.
Semua bayang-bayang yang menghambat bagi penulis pemula ini
akan kita temukan jawabannya pada materi berikut ini.
Apa itu yang harus diperbaiki?
Buang sejauh-jauhnya
bayang-bayang yang menghantui para penulis pemula untuk memulai menulis dan
menerbitkan buku. Karena sebenarnya
menulis dan menerbitkan buku itu sangat mudah sekali. Karena tantangan yang
sebenarnya ada pada diri kita sendiri yaitu malas dan rasa takut, kalua kita
mampu menguasa kedua rasa ini maka kita sudah mendapatkan satu langkah awal
untuk menulis dan menerbitkan buku.
Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan
bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya. Jika kita bisa menulis setiap
hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat
menarik bagi penerbit. Kita tidak perlu mendatangi penerbit lagi, mereka yang akan
datang kepada kita.
Ghost writer seperti pemain film di
belakang layar.
Dunia yang serba digital
merupakan tantangan terbesar bagi para penerbit, sehingga penerbit juga
sebenarnya sangat memerlukan penulis. Penulis dan penerbit sebenarnya seperti simbiosis
mutualisme yaitu hubungan yang sama-sama saling menguntungkan. Bahkan ada ghost
writer yang hanya memiliki kemampuan menulis dari memanfaatkan para profesional.
Penerbitan buku yang ditulis oleh ghost writer sama pemain film di
belakang layer, jadi pengarang bukunya adalah professional sebagai sumber
ide-ide dalam buku.
Karena ketergantungannya dengan
orang lain maka sipenulis akan mengalami kesulitan untuk menerbitkan buku-buku
berikutnya. Berbeda dengan orang yang memiliki keterampilan sendiri ia dapat
dibangun denga menulis setiap hari, sehingga ia bisa menerbitkan buku kapan
saja.
Meningkatkan kemampuan menulis
Pembahasan kita kali ini akan difokuskan
kepada cara menulis setiap harinya. Karena dengan cara ini merupakan salah satu
latihan termudah untuk bisa menulis buku yang handal. Sehingga dapat kita
yakini penerbit akan mendatangi Anda jika skill menulis Anda sudah sesuai
dengan yang mereka cari. Jadi pelajaran pertama, jangan lagi berpikir bahwa
menerbitkan buku itu susah, sebenarnya gampang sekali.
Sekarang, saya akan membahas tetang 'WHY' -nya terlebih
dahulu.
Mengapa kita perlu menulis setiap hari:
1. Dalam
perspektif pembelajaran kita mengenal
alah bisa karena biasa, menulis itu berfikir yang runut dan menggerakkan
jari jemari kita untuk mencatat agar pikiran kta dapat dituangkan dalan sebuah
tiulisan yang bisa dibaca orang setiap saat. Banyak para guru yang Ketika
berbicara di depan kelas sangat professional menyampaikan ide-ide cemerlang.
Tetapi Ketika diminta untuk menuangkannya ke dalam jurnal ilmiah merekan
mengalami kesulitan. Ini disebabkan karena mereka tidak melatih otot motorik
tangannya, mereka tidak mengkombinasikan angtara kemampuan berfikir dengan kemampuan
menuangkannya dalam bentuk tulisan.
2. Karena
menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh
kita, juga jiwa dan pikiran. Jadi kalau kita sudah terbiasa menulis, melihat
apapun selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk
tulisan. Bukan hanya melihat, meraba/merasakan, memikirkan bahkan sampai
menggunakan intuisipun bisa dituangkan dalam tulisan untuk mereflesikannya dan
itu bisa terjadi secara refleks saja. Maka mulailah menulis dan selalu menulis untuk
menuangkan pikiran dan perasan. Yang lebih baik gunakanlah media digital untuk
menyimpan dan mempublikasikan setiap tulisan.
3. Menulis
setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi, jika terbiasa menulis,
kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.
Kesimpulannya, kita perlu menulis setiap hari adalah, karena
seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain
untuk menuliskan naskah bukunya.
Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan
sendiri naskahnya secara mandiri
Untuk mengasah kemampuan itu dengan cara berkomitmen untuk
tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS.
Jika memang sungguh-sungguh ingin
menjadi penulis handal, mulai sekarang berkomitmen untuk menulis setiap hari.
Meskipun hanya satu kalimat yang dapat dipahami oleh pembaca, sebenarnya ini
sudah lama diajarkan oleh facebook. Coba perhatikan, setiap kali kita membuka
facebook, pada akun kita selalu ditanya
“Apa yang Anda pikirkan”. Nah disitulah kita tuangkan setiap pikiran
atau ide-ide cemerlang, biasanya selalu mendapat tanggapan para follower
kita. Tanggapan itu merupan umpan balik bagi kita sehingga dapat memunculkan
ide-ide baru.
Berbeda dengan media cetak
seperti koran, tabloid, majalah dan media cetak lainnya sebuah tulisan utuh
seperti artikel memang memerlukan trik dan keterampilan khusus untuk bisa
diterbitkan. Hal itu membuat penulis pemula kesulitan. Karena bukan hal yang
mudah untuk menuangkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan.
Sekarang kita bahas WHATnya
WHAT makes you write something?
Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk menulis?
Pertanyaan sederhana ini mari kita tanyakan kepada diri
sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. dengan kata lain, apa sih tujuan
kita menulis?
Ada beberapa tujuan orang menulis diantaranya:
-
agar mendapatkan uang, ya karena memang ada
orang yang sangat membutuh uang dari hasil karya tulisnya. Tapi perlu diingat
tujuan ini juga terkadang menjadikan
kita kecewa, karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh
mereka, kita juga bisa kecewa jika
bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkan. Mungkin saja royalti yang
diterima sedikit kafrena bukunya juga lakunya sedikit.
-
menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI
PENGETAHUAN. Nah, yang ini paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita
Panca Indera adalah sumber ide
Segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita bisa
menjadi sumber ide. Berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam sistem panca
indra dan indra ke 6 kita? Tinggal kita olah dan kembangkan dituangkan dalam
sebuah tulisan agar orang lain bisa memahaminya. Dan karena rangsangan itu
selalu ada setiap hari bahkan tak terhingga, maka kita semua sebenarnya bisa
menulis setiap hari.
TANYA JAWAB VIA WA (tanpa edit)
1.
Selamat
siang
Saya Dwi Mulyanti
Dr SMKN 1 Kademangan Kab. Blitar
Pertanyaan saya
1. Berapa lama pengalaman bapak mengasah
menulis hingga akhirnya dipercaya oleh penerbit seperti sekarang ini?
2. Sebagai permulaan, Seperti apa strategi
dan Tips memilih penerbit yang sesuai dengan buku yang akan kita terbitkan?
Jawab :
Baik Bu Dwi.
Saya mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba. Berarti
sudah sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan mulai dipercaya oleh penerbit? Sekitar
10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi, ada
tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya sedikit.
Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit
ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun
bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh waktu selama saya untuk diercaya penerbit.
#2. Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak
kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya.
Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seper…
2. Saya
Syukri dari padang mau tanya sama bang deka, yang pertama,nulis setiap hari
kalau dipaksakan mungkin bisa ya bang. Tapi tentang Themanya apakah harus
terstruktur atau bagaimana bang. Yang kedua berapa banyak kah kita harus nulis
per hatinya? . Yang ketiga untuk masa berapa lama tulisan trsebut kita
kumpulkan?. Makasih atas jawabannya bang deka.🙏
Jawab :
Baik Pak Syukri.
Betul pak, kalau dipaksa bisa. Tapi, 'paksaan' adalah sebuah proses yang
efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki 'refleks
menulis' sendiri. Saya misalnya, sudah mulai menulis sejak SD. Tapi menulis
setiap harinya barus setelah bekerja dibisa HR. Bahkan bagi yang sudah biasa
menulispun butuh dipaksa. 1) Mengenai Thema, dalam tahap belajar; TIDAK USAH
KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Pokoknya nulis saja. Tidak usah
takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya bicara dengan penulis yang sudah
pro, saya menuntut mereka hasil karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar, yang
terpenting adalah; kemauan untuk terus praktek menulis. Lalu, bersedia
mendengar masukan dari orang lain untuk perbaikannya
#2. berapa
banyak perhari? Targetkan 1 karya tulis. Sepanjang apa? Berapa kata? Bebas.
yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah pikiran sehingga pembaca
mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema "PANTANG
MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata. Cukup 2 atau 3
paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa menerima atau
mengerti ide yang ingin bapak sampaikan, berarti tulisan itu sudah menjadi 1
artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan ditingkatkan
#3. Tidak ada
standar berapa lama masa pengumpulan. kecuali jika bapak punya kontrak dengan
penerbit. Misalnya disepakati dalam 2 bulan naskah harus selesai. Kalau bapak
menulis untuk tujuan lain, maka waktunya bisa beda lagi
3. Nama
saya Heni Ekawati, S.Pd, M. Pd, Asal sy dr Aceh,,sy betugas di SLB. B YPAC
BANDA ACEH
Sy ingin
bertanya pak,,dari mana awalnya sy bercerita yang saya ingin menuliskan tentang
kisah Anak Istimewa yaitu Dunia Tanpa Suara....
Jawab :
Bu Heni Ekawati
Itu topik yang keren.
Dari kalimat "DUNIA TANPA
SUARA" saja sudah mengundang pertanyaan orang.
"Apaan sih maksudnya?"
Saya contohkan
ya. Saya akan memulai sebuah tulisan dengan tema itu. nanti bisa ibu lihat
bagaimana mengawali tulisannya
Parafraf 1: Hey
kamu. Pernahkah kamu membayangkan bagimana seandainya tidak seorang pun
bersuara didunia ini. Tentu akan sepi sekali harimu kan? Tapi. bisakah kamu
membayangkan seandainya hal itu benar-benar terjadi? Sekarang. Coba pejamkan
matamu. Lalu bayangkan. Andai saja tak segencring suara pun tertangkap
pendengaranmu.
Eh, tapi.
menurut kamu. Apakah mungkin telingamu benar-benar tidak bisa mendengat bahkan
sekedar bunyi 'ting' pun? Nggak ya. Nggak mungkin kamu nggak dengar bunyi
anakku. Tahu kenapa? Karena ketahuilah sayang, bahwa Allah sayang banget sama
kamu. Sehingga engkau bisa mendengar berbagai macam suara.
Paragraf 2 tuch.
paragraf terakhir saya
begini: Nak. Kamu sudah bersyukurkah dengan karunia indah itu? Karena ada loh,
di desa sebelah. Seorang gadis yang tidak seberuntung kamu, sayang. Tapi sejak
lahir sampai usianya yang menginjak 15 itu, tidak pernah mendengar apapun
ditelinganya selain hening semata. Hebbbatnya..., gadis itu tidak pernah
mengeluh nak. Tidak pernah pula sekalipun dia bersedih. Pokoknyaaa... a-...
aaapa ya. Ehm, ibu...ibu kehabisan kata-kata untuk menjelaskan kemulian dirinya
dibalik heningnya dunianya. Jika kamu tidak keberatan, sayang. Bolehkan Ibu
mencari tahu lebih banyak tentangnya dan menceritakan kisah indah tentang gadis
itu kepada hari Jumat nanti?
Kesimpulan:
orang bilang memulai itu sulit sekali. kalau saya bilang: MULAI SAJA SARI
SEBUAH KATA yang terlintas dalam pikiran Ibu. Insya Allah. nanti akan mengalir
dengan sendirinya. Dan kalau saya, biasanya sebelum menulis bilang begini: Ya
Allah, apa yang saya harus tuliskan hari ini? Bimbing saya ya Allah ya.
Sudah sampai pesannya nggak dengan
3 paragraf itu?
Minimal ada 1 gagasan yang sudah
sampai kepada pembaca. Dan diujung ceritanya, ada 'komitmen' untuk melanjutkan.
Sekarang, bisakan Ibu Heni
lajutkan?
Silakan bu Heni lanjutkan dengan
tulisan sendiri. Dan saya akan melanjutkan dengan tulisan saya
4. Assalamualaikum
Pak Dadang.saya baru tahu adanya Gosh writter itu.tapi saya ingin menerbitkan
buku itu klo hasil dari tulisan saya sendiri. yang menjadi hambatan saya selalu
ga pede ketika ingin mulai menulis, seakan ide itu hilang.bagaimana caranya
supaya tetap semangat untuk bisa menulis dan supaya ide itu ga hilang.
Eti Haryati dari Bogor
Jawab :
waalaikumsalaam warohmatullah. Bu Eti.
Keren.
Ijinkan saya
menambahkan bahwa menggunakan jasa "GHOSTWRITER" itu bukan hal yang
buruk ya. Tapi itu cocoknya hanya untuk mereka yang hanya ingin menerbitkan
buku.
kalau kita kan
ingin menjadi penulis terampil, maka itu bukan opsi yang tepat buat kita
Mengenai tidak
pede. Itulah sebabnya tadi saya sampaikan bahwa dalam proses latihan menulis,
kita tidak perlu terikat dengan target berapa jumlah kata. kan di sekolah dulu
ada pelajaran mengarang ya. bu gurunya bilang panjang tulisan minimal 1500
kata. Widiiih, bagi pemula mah pusing banget. Jadi nyantai aja
Dan tadi kita
bahas juga tentang, tidak usah baperan
dengan respon orang terhadap kualitas tulisan kita. Kita cuek maksudnya? Bukan.
Tapi, kita harus menerima diri sendiri sebagai orang yang baru belajar. Jadi,
kalau pun tulisan kita 'tidak laku' ya nggak apa-apa. Kan baru belajar. Latih
terus aja. Bikin tulisan terus. Kalau belum berani menunjukkan tulisan itu pada
orang lain, biarin aja jadi koleksi pribadi kita. Sambil terus memperbaiki
tekniknya. Nanti kalau sudah ada tulisan yang 'layak' dicobain ke orang lain,
tunjukkan saja. kalau bisa, pilih orang yang tidak akan bersikap negatif.
Kesimpulan: Banyak
orang tidak pede saat mau menuangkan gagasan lewat tulisan. Saya bilang, hey
boleh jadi seseorang sedang menanti buah pikiran mu untuk dibacanya dengan
penuh kekaguman. So menulislah.
5. Maaf Om DK, dalam menulis sebuah buku apakah kita
menentukan judul baru menulis artikel2 yg berkaitan dgn judul atau kita menulis
artikel2 dulu baru diberi judul utk menjadi sebuah buku?
Agus Purwadi,
Ponjong
Jawab :
Baik pak Agus.
Dulu buku saya
yang judulnya "OUTSHINE" diberi judul duluan. Naskahnya ditulis
belakangan. Sedangkan buku "KETIKA SEMUT DAN GAJAH BEKERJA" ditulis
naskahnya duluan.
Jadi, tidak ada keharusan menulis judul dulu
atau naskah duluan.
6.
Saya coba menulis di kompasiana namun yang
membacanya tidak begitu banyak, Apakah tulisan-tulisan itu bisa di jadikan buku
kompilasi ? (Isar Daduki)
Jawab :
Nah, pak Isar. Kalau sebuah tulisan sedikit
yang baca, TIDAK BERARTI tulisannya tidak bagus. Bisa saja tempat penayangannya
yang kurang tepat.
Tulisan-tulisan bapak bisa dibuat kompolasi
7.
Assalamu'alaikum
Sangat menarik
Om Deka. Bgm menjaga keistiqomahan menulis setiap hari? Sebab bagi sy kdg
semangat menulis, kdg luruh semangatnya. Terima kasih. Isminatun, Sukoharjo
Jawab :
Waalaikumsalaam
warohmatullah Bu Isminatun.
itulah
pentingnya menemukan WHAT MAKES YOU WRITE yang tadi kita bahas. Karena hal itu
akan menentukan tingkat istiqomah kita
Tapi jawabat
dari WHAT tadi sifat individual.
Kalau kita
menulis karena uang, maka bakal berhenti ketika hasil karyawa kita nggak jadi
uang banyak.
Tapi kalau kita
punya alasan yang lebih tinggi lebih mulia lebih bernilai Insya Allah akan
istiqomah
Saya, misalnya.
Sekarang menulis lebih karena ingin agar Allah mengajari saya sesuatu. lalu
yang Allah ajarkan itu saya bagikan kepada orang lain.
Dengan itu, maka
saya selalu tanya; Ya Allah, hari ini saya bisa belajar apa?
Dapat jawabannya
dituliskan
lalu dibagikan
Makanya sekarang
saya justru lebih tertarik untuk menulis artikel setiap hari kemudian diberikan
secara free daripada memikirkan menerbitkan buku
Dengan demikian, maka gagasan saya bisa
lebih cepat sampai kepada orang lain
Kesimpulan: Temukan, hal apa yang bisa
membuat ibu ingin menulis. Atau apa tujuan ibu menulis. Jika sudah ketemu,
nanti ibu akan dengan sendirinya menulis secara produktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar