Tidak seperti hidup dipengungsian, atau hidup dipenampungan
bencana alam seperti yang selama ini sering kita saksikan melalui media
televisi. Para korban hanya disediakan seperti:
·
Tenda
atau bangsal, disitu hidup dan tidur berkumpul bersama.
·
Disediakan
dapur makan umum
·
Disediakan
MCK (mandi, cuci, kakus) darurat
Terkadang semua itu serba terbatas.
Membayangkan hidup dipengungsian
atau dipenampungan, sangat jauh berbeda dengan apa yang saya rasakan saat saya
wajib mengikuti karantina kesehatan covid-19 di NSD Kuala Kapuas Kalimatan
Tangah. Saya masuk karantina kesehatan pada Senin, 22 Juni sampai dengan 30
Juni 2020. Banyak pengalaman yang dapat saya rasakan saat hidup menjalani
karantina kesehatan.
- -
Kami mendapatkan fasilatas yang sangat
baik, karena berbagai keperluan dasar terpenuhi.
- -
Kami mendapatkan layanan yang sangat baik
dan ramah dari petugas karantina kesehatan covid-19. Setidaknya ada 4 tim yang
siap siaga 24 jam untuk melayani warga binaan.
- -
Warga binaan yang sangat komunikatif dan
ramah.
- -
Warga binaan sangat memahami protokol kesehatan.
- -
Warga binaan yang sangat memahami akan
pentingnya arti sehat, sehingga rela menunggu sampai dinyatakan sehat. Ada yang
sampai 85 hari berada di karantina ini.
Warga binaan sedang bersosialisasi dengan latar belakang rumah huniannya
Hanya orang-orang bodoh
dan tidak mengerti arti pentingnya kesehatan, yang mau lari dari proses
karantina kesehatan di NSD Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Saya berani
mengatakan demikian karena selama 9 hari saya hidup dan bersosialisasi, dan saat
ini isteri saya masih wajib menjalani
proses karantina kesehatan. Rasanya seperti hidup dalam lingkungan yang
warganya memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat. Ramah, santun, harmonis dalam
bersosialisasi. Tidak membeda-bedakan status ekonomi, sosial, budaya, bahkan
status kesehatan (positif, negatif, reaktif, sehat). Silakan baca tulisan saya
pada edisi ke-4 judul Hapus Stigma Covid-19, silakan Anda klik link ini semoga
jadi pelajaran: https://rusminma[[p.blogspot.com/2020/07/hapus-tigma-covid-19.html
Atau kalau masih ingin
membaca tulisan saya yang lainnya silakan klik link ini :
Memang hidup dalam
menjalani karantina kesehatan, setiap orang memiliki kesan dan pesan yang
berbeda-beda. Sama halnya seperti orang hidup berkeluarga, antara keluarga yang
satu dengan keluarga lainnya bisa saja berbeda. Bahkah dalam satu keluargapun
terkadang ada riak kecil perselisihan. Hanya bagi mereka yang mampu melewati
perbedaan dan perselisihan kecil yang masih bisa mempertahankan keutuhan
keluarganya.
Mohon maaf untuk warga
binaan karantina kesehatan di NSD Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, kalau
apa yang saya tulis ini berbeda. Mungkin saja karena kita memang berbeda baik
lamanya tinggal, maupun berbeda dalam menanggapi setiap masalah.
Saya coba menuangkan apa
adanya menurut apa yang saya rasakan dan menulis sebagian tanggapan atau kesan
dari warga binaan lainnya.
Memang hidup “terkurung”
dalam sebuah lingkungan membatasi kita dalam kebebasan untuk bepergian.
Meskipun hidup terkurung kita bukanlah penjahat, kita bukan orang-orang yang
dipenjarakan dalam sebuah lembaga pemasyarakatan, setelah selesai ponis hakim.
Kita masuk karantina ini adalah hasil analisis kesehatan kita yang semakin
membaik, karena kita : tidak perlu lagi selang infus, selang oksegen dan
kebutuhan khusus lainnya.
Kita adalah pejuang, kita
adalah pioner pahlawan kesehatan, karena kita memahami arti pentingnya sehat. Beberapa
warga binaan merasa senang dan tenang berada di komplek karantina NSD Kuala
Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Meskipun masih ada keluhan warga binaan
tentang layanan. Pernyataan ini bukan gombal, bukan pula pepesan kososng.
Sebenarnya bagi warga binaan yang tidak memiliki pemahaman tersebut bisa saja
lari keluar dari komplek karantina. Karena pagar pembatas hanya pada bagian
depan dan belakang, masih bisa lewat samping. Tentang hal ini saya sangat
memahami perasaan warga binaan, informasi juga saya dapatkan dari hidup
bersosialisasi.
Orang tua dan anak-anak bersosialisasi dengan latar belakang rumah dengan bagian sisi luar sampingnya tidak berpagar/dinding.
Untuk memberikan gambaran
tentang layanan dasar gugus tugas covid-19, pada karantina kesehatan covid-19
di NSD Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah.
Berikut ini fasilitas
yang diberikan:
Barang inventaris:
- ·
Satu unit rumah ukuran tipe 36 untuk 1-2
warga binaan (2 kamar tidur) dilengkapi
jaringan/aliran listrik dan air bersih PDAM
- ·
Kasur busa 1 buah setiap orang
- ·
Bantal + sarungnya 1 buah setiap orang
- ·
Dispenser 1 buah setiap unit rumah
- ·
Kipas angin 1-2 buah setiap unit rumah
- ·
Rice cooker 1 buah setiap unit rumah
- ·
Televisi flat 20 inc lengkap dengan antena
remote konntrol (tetapi masih belum dapat memenuhi setiap unit rumah).
- ·
Peralatan MCK seperti : sikat, baskom,
ember, gayung
- ·
Peralatan dapur seperti : cangkir, piring,
mangkok, sendok, garpu
- ·
Kabel kombinasi listrik 3 lobang panjang 5
meter
- ·
Rakit bulu tangkis seperlunya
- ·
Lapangan tenes meja + raket pimpong
- ·
Rak plastik alat dapur
- ·
Galon Air
- ·
Sapu dan pel lantai serta keset lantai
Barang habis pakai
seperti:
- ·
Gula putih
- ·
Kopi
- ·
Teh
- ·
Sabun mandi
- ·
Pembersih lantai
- ·
Pembersih wc (vitsal)
- ·
Sabun cuci piring
- ·
Sabun cuci tangan
- ·
Sabun cuci pakaian
- ·
Sabun mandi cair
- ·
Minyak kayu putih
- ·
Bola bulu tangkis seperlunya
- ·
Bola pimpong seperlunya
- ·
Obat nyamuk semprot
- ·
Sampo
- ·
Pasta gigi
- ·
Sikat gigi
- ·
Air Galon
- ·
Tisu
- ·
Cutton Bud
Kebutuhan khusus
- ·
Pakaian dalam
- ·
Pembalut wanita
Setiap hari selalu ada visitor
kesehatan yang datang untuk memantau semua warga binaan, selalu menanyakan
tentang keluhan kesehatan dan kebutuhan habis pakai.
Setiap hari tim logistik
makanan memberikan jatah makan pagi, siang, malam dan ada selingan snak.
Semua fasilitas tersebut
di atas bisa dinikmati gratis, keperluan fasilitas habis pakai, pulsa
listri tinggal kirim pesan melalui
aplikasi WhatsApp (WA).
Tentang beberapa keluhan
warga binaan terkadang karena kesalahpahaman. Tidak jarang saya juga
mengedukasi mereka, agar bisa memahami apa dan kenapa. Atau maksud saya untuk
lebih menenangkan mereka, saya tidak berpikiran apakan pendapat saya ini salah
tetapi yang paling penting masih masuk akal.
Pola pikir saya disini
adalah karantina kesehatan covid-19. Jadi segala fasilitas dan farmasi serta
tenaga yang siap siaga tentunya lebih
berhubungan dengan penanganan covid-19.
Ada 4 tim piket yang
selalu siap siaga adalah:
- -
Tim Kesehatan (Puskesman, PSC 119, Farmasi,
Bidang P2)
- -
Tim BPBD
- -
Dinsos (tagana)
- -
Tim Keamanan terdiri dari TNI, POLRI dan
Satpol PP
Beberapa contoh keluhan
warga binaan:
- ·
Ada yang sakit tetapi sakitnya adalah
sakit penyerta atau bawaan, mungkit tidak berhubungan langsung covid-19. Meskipun
sebenarnya penyakit itu juga akan berpengaruh terhadap upaya penyembuhan dari
terpapar covid-19. Warga tadi meminta obat, obatnya lambat datang dan sering
mengeluh.
Menurut
saya hanya kurangnya pengetahuan warga binaan dalam memahami Standar Operasional
Prosedur. Yang berhak menentukan obat/memberi resip obat adalah dokter,
pemberian obat ini berdasarkan diagnosa. Ada takarannya berapa yang harus
dikosumsi dan cara konsumsinyapun ada aturan. Bisa saja sakitnya sama antara
dua atau tiga orang tetapi berdasarkan diagnosa penyebabnya berbeda, maka obat
dan takarannyapun bisa saja berbeda pula. Jadi pemberian obat itu berdasarkan
penyebabnya, bukan hanya melihat sakitnya apa tetapi lebih pada kenapa.
- ·
Ada warga yang membandingkan jarak swab
test terakhir dengan orang lain sepertinya ia menunggu terlalu lama, sementara
ada yang baru masuk karantina di swab test lebih dulu. Bahkan katanya ada
sesama warga binaan yang sudah lama, tetapi swab testnya tidak urut seperti
swab test terakhir.
Mengenai
hal ini dalam keadaan santai/tidak formal saya memberikan logika:
1. Bisa
saja yang baru masuk itu swab test terakhirnya sudah lama, waktu ia masih di
rumah sakit.
2. Kalau
yang sesama warga binaan kenapa saya yang sudah lama maka belum di swab test,
sementara yang swab test terakhir setelah saya maka sudah dilakukan swab test
lagi. Ini logika saya karena berdasarkan visit/kunjungan tim medis yang setiap
hari dilakukan, bahwa kondisi kita (saya sebut kita untuk mendekatkan hubungan
psikologis) berdasarkan analisis tim kesehatan belum memungkinkan untuk
dilakukan swab test. Artinya meskipun dilakukan swab test saat ini kemungkinan
besar hasilnya tretap positif.
- ·
Ada warga binaan yang mengeluhkan tentang
menu makanan.
Ini
logika saya saat mengedukasi warga binaan, itu adalah menu yang sesuai kondisi kesehatan
kita berdasarkan rekomendasi tim analis ahli gizi. Ini sangat beralasan karena
setia kotak makanan selalu ditulis nama warga binaan. Meskipun terkadang menu memang
tidak sesuai dengan selera.
Mohon maaf kepada semua warga binaan, sekiranya apa yang saya lakukan selama ini kurang berkenan atau tidaklah tepat. Tidak lain tujuan saya adalah untuk membuat kita semua senang dan tenang, agar cepat terbebas dari covid-19 ini.
Kini saya sudah sehat dan
selesai menjalani karantina kesehatan covid-19.
Foto sesaat sebelum keluar karantina
Sebagai kilas balik perlu saya
sampaikan saat saya rasakan mulai terpapar covid-19.
- -
Sabtu malam Minggu tanggal 6 Juni 2020, kaki
saya terasa tidak mampu lagi menopang tubuh ini.
- -
Pagi subuhnya tgl 7 Juni 2020 badan saya
menggigil.
- -
Siang tanggal 7 Juni 2020 mulai
batuk-batuk, sendi-sendi kaku
- (maaf
berikutnya saya tidak memperhatikan lagi hari dan tanggal saya hanya menghitung
hari)
- -
Hari ke-6 saya dan isteri berobat ke
dokter.
- -
Hari ke-7 – 8 buang air besar encer, pernah
berwarna hitam, ada kekuning-kuningan.
- -
Hari ke- 9 – 10 sesak napas sehingga tidak
bisa tidur sorenya masuk rumah sakit.
- -
5 hari dirawat di rumah sakit (hari ke-15)
setelah itu masuk karantina.
- -
9 hari (Senin, 22 Juni – 30 Juni 2020) di
karantina kesehatan covid-19, setelah itu keluar karena dinyatakan negatif dari
hasil RT PCR COVID-19.
Terimaksih tim kesehatan gugus
tugas covid-19 Kabupaten Kuala Kapuas, provinsi Kalimantan Tengah.
Salam sehat “JANGAN LUPA
BAHAGI” berfikir positif, tingkatkan motivasi dan dekatkan diri kepada sang
pencipta dan berdoa kepadaNya.
Semoga cepat selesai proses
karantina kesehatan covid-19.