Minggu, 05 Juli 2020

SELAMAT TINGGAL KARANTINA COVID-19


Tidak seperti hidup dipengungsian, atau hidup dipenampungan bencana alam seperti yang selama ini sering kita saksikan melalui media televisi. Para korban hanya disediakan seperti:
·        Tenda atau bangsal, disitu hidup dan tidur berkumpul bersama.
·        Disediakan dapur makan umum 
·        Disediakan MCK (mandi, cuci, kakus) darurat

Terkadang semua itu serba terbatas.

Membayangkan hidup dipengungsian atau dipenampungan, sangat jauh berbeda dengan apa yang saya rasakan saat saya wajib mengikuti karantina kesehatan covid-19 di NSD Kuala Kapuas Kalimatan Tangah. Saya masuk karantina kesehatan pada Senin, 22 Juni sampai dengan 30 Juni 2020. Banyak pengalaman yang dapat saya rasakan saat hidup menjalani karantina kesehatan.

  • -         Kami mendapatkan fasilatas yang sangat baik, karena berbagai      keperluan dasar terpenuhi.
  • -         Kami mendapatkan layanan yang sangat baik dan ramah dari petugas karantina kesehatan covid-19. Setidaknya ada 4 tim yang siap siaga 24 jam untuk melayani warga binaan.
  • -         Warga binaan yang sangat komunikatif dan ramah.
  • -         Warga binaan sangat memahami protokol kesehatan.
  • -         Warga binaan yang sangat memahami akan pentingnya arti sehat, sehingga rela menunggu sampai dinyatakan sehat. Ada yang sampai 85 hari berada di karantina ini.

Warga binaan sedang bersosialisasi dengan latar belakang rumah huniannya

Hanya orang-orang bodoh dan tidak mengerti arti pentingnya kesehatan, yang mau lari dari proses karantina kesehatan di NSD Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Saya berani mengatakan demikian karena selama 9 hari saya hidup dan bersosialisasi, dan saat ini isteri  saya masih wajib menjalani proses karantina kesehatan. Rasanya seperti hidup dalam lingkungan yang warganya memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat. Ramah, santun, harmonis dalam bersosialisasi. Tidak membeda-bedakan status ekonomi, sosial, budaya, bahkan status kesehatan (positif, negatif, reaktif, sehat). Silakan baca tulisan saya pada edisi ke-4 judul Hapus Stigma Covid-19, silakan Anda klik link ini semoga jadi pelajaran: https://rusminma[[p.blogspot.com/2020/07/hapus-tigma-covid-19.html

Atau kalau masih ingin membaca tulisan saya yang lainnya silakan klik link ini :

Memang hidup dalam menjalani karantina kesehatan, setiap orang memiliki kesan dan pesan yang berbeda-beda. Sama halnya seperti orang hidup berkeluarga, antara keluarga yang satu dengan keluarga lainnya bisa saja berbeda. Bahkah dalam satu keluargapun terkadang ada riak kecil perselisihan. Hanya bagi mereka yang mampu melewati perbedaan dan perselisihan kecil yang masih bisa mempertahankan keutuhan keluarganya.

Mohon maaf untuk warga binaan karantina kesehatan di NSD Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, kalau apa yang saya tulis ini berbeda. Mungkin saja karena kita memang berbeda baik lamanya tinggal, maupun berbeda dalam menanggapi setiap masalah.

Saya coba menuangkan apa adanya menurut apa yang saya rasakan dan menulis sebagian tanggapan atau kesan dari warga binaan lainnya.
Memang hidup “terkurung” dalam sebuah lingkungan membatasi kita dalam kebebasan untuk bepergian. Meskipun hidup terkurung kita bukanlah penjahat, kita bukan orang-orang yang dipenjarakan dalam sebuah lembaga pemasyarakatan, setelah selesai ponis hakim. Kita masuk karantina ini adalah hasil analisis kesehatan kita yang semakin membaik, karena kita : tidak perlu lagi selang infus, selang oksegen dan kebutuhan khusus lainnya.

Kita adalah pejuang, kita adalah pioner pahlawan kesehatan, karena kita memahami arti pentingnya sehat. Beberapa warga binaan merasa senang dan tenang berada di komplek karantina NSD Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Meskipun masih ada keluhan warga binaan tentang layanan. Pernyataan ini bukan gombal, bukan pula pepesan kososng. Sebenarnya bagi warga binaan yang tidak memiliki pemahaman tersebut bisa saja lari keluar dari komplek karantina. Karena pagar pembatas hanya pada bagian depan dan belakang, masih bisa lewat samping. Tentang hal ini saya sangat memahami perasaan warga binaan, informasi juga saya dapatkan dari hidup bersosialisasi.


Orang tua dan anak-anak bersosialisasi dengan latar belakang rumah dengan bagian sisi luar sampingnya tidak berpagar/dinding.


Untuk memberikan gambaran tentang layanan dasar gugus tugas covid-19, pada karantina kesehatan covid-19 di NSD Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah.

Berikut ini fasilitas yang diberikan:

Barang inventaris:
  • ·        Satu unit rumah ukuran tipe 36 untuk 1-2 warga binaan  (2 kamar tidur) dilengkapi jaringan/aliran listrik dan air bersih PDAM
  • ·        Kasur busa 1 buah setiap orang
  • ·        Bantal + sarungnya 1 buah setiap orang
  • ·        Dispenser 1 buah setiap unit rumah
  • ·        Kipas angin 1-2 buah setiap unit rumah
  • ·        Rice cooker 1 buah setiap unit rumah
  • ·        Televisi flat 20 inc lengkap dengan antena remote konntrol (tetapi masih belum dapat memenuhi setiap unit rumah).
  • ·        Peralatan MCK seperti : sikat, baskom, ember, gayung
  • ·        Peralatan dapur seperti : cangkir, piring, mangkok, sendok, garpu
  • ·        Kabel kombinasi listrik 3 lobang panjang 5 meter
  • ·        Rakit bulu tangkis seperlunya
  • ·        Lapangan tenes meja + raket pimpong
  • ·        Rak plastik alat dapur
  • ·        Galon Air
  • ·        Sapu dan pel lantai serta keset lantai


Barang habis pakai seperti:

  • ·        Gula putih
  • ·        Kopi
  • ·        Teh
  • ·        Sabun mandi
  • ·        Pembersih lantai
  • ·        Pembersih wc (vitsal)
  • ·        Sabun cuci piring
  • ·        Sabun cuci tangan
  • ·        Sabun cuci pakaian
  • ·        Sabun mandi cair
  • ·        Minyak kayu putih
  • ·        Bola bulu tangkis seperlunya
  • ·        Bola pimpong seperlunya
  • ·        Obat nyamuk semprot
  • ·        Sampo
  • ·        Pasta gigi
  • ·        Sikat gigi
  • ·        Air Galon
  • ·        Tisu
  • ·        Cutton Bud


Kebutuhan khusus

  • ·        Pakaian dalam
  • ·        Pembalut wanita


Setiap hari selalu ada visitor kesehatan yang datang untuk memantau semua warga binaan, selalu menanyakan tentang keluhan kesehatan dan kebutuhan habis pakai.

Setiap hari tim logistik makanan memberikan jatah makan pagi, siang, malam dan ada selingan snak.

Semua fasilitas tersebut di atas bisa dinikmati gratis, keperluan fasilitas habis pakai, pulsa listri  tinggal kirim pesan melalui aplikasi WhatsApp (WA).

Tentang beberapa keluhan warga binaan terkadang karena kesalahpahaman. Tidak jarang saya juga mengedukasi mereka, agar bisa memahami apa dan kenapa. Atau maksud saya untuk lebih menenangkan mereka, saya tidak berpikiran apakan pendapat saya ini salah tetapi yang paling penting masih masuk akal.

Pola pikir saya disini adalah karantina kesehatan covid-19. Jadi segala fasilitas dan farmasi serta tenaga yang siap siaga tentunya  lebih berhubungan dengan penanganan covid-19.

Ada 4 tim piket yang selalu siap siaga adalah:

  • -         Tim Kesehatan (Puskesman, PSC 119, Farmasi, Bidang P2)
  • -         Tim BPBD
  • -         Dinsos (tagana)
  • -         Tim Keamanan terdiri dari TNI, POLRI dan Satpol PP


Beberapa contoh keluhan warga binaan:

  • ·        Ada yang sakit tetapi sakitnya adalah sakit penyerta atau bawaan, mungkit tidak berhubungan langsung covid-19. Meskipun sebenarnya penyakit itu juga akan berpengaruh terhadap upaya penyembuhan dari terpapar covid-19. Warga tadi meminta obat, obatnya lambat datang dan sering mengeluh.

Menurut saya hanya kurangnya pengetahuan warga binaan dalam memahami Standar Operasional Prosedur. Yang berhak menentukan obat/memberi resip obat adalah dokter, pemberian obat ini berdasarkan diagnosa. Ada takarannya berapa yang harus dikosumsi dan cara konsumsinyapun ada aturan. Bisa saja sakitnya sama antara dua atau tiga orang tetapi berdasarkan diagnosa penyebabnya berbeda, maka obat dan takarannyapun bisa saja berbeda pula. Jadi pemberian obat itu berdasarkan penyebabnya, bukan hanya melihat sakitnya apa tetapi lebih pada kenapa.

  • ·        Ada warga yang membandingkan jarak swab test terakhir dengan orang lain sepertinya ia menunggu terlalu lama, sementara ada yang baru masuk karantina di swab test lebih dulu. Bahkan katanya ada sesama warga binaan yang sudah lama, tetapi swab testnya tidak urut seperti swab test terakhir.

Mengenai hal ini dalam keadaan santai/tidak formal saya memberikan logika:
1.     Bisa saja yang baru masuk itu swab test terakhirnya sudah lama, waktu ia masih di rumah sakit.
2.     Kalau yang sesama warga binaan kenapa saya yang sudah lama maka belum di swab test, sementara yang swab test terakhir setelah saya maka sudah dilakukan swab test lagi. Ini logika saya karena berdasarkan visit/kunjungan tim medis yang setiap hari dilakukan, bahwa kondisi kita (saya sebut kita untuk mendekatkan hubungan psikologis) berdasarkan analisis tim kesehatan belum memungkinkan untuk dilakukan swab test. Artinya meskipun dilakukan swab test saat ini kemungkinan besar hasilnya tretap positif.

  • ·        Ada warga binaan yang mengeluhkan tentang menu makanan.

Ini logika saya saat mengedukasi warga binaan, itu adalah menu yang sesuai kondisi kesehatan kita berdasarkan rekomendasi tim analis ahli gizi. Ini sangat beralasan karena setia kotak makanan selalu ditulis nama warga binaan. Meskipun terkadang menu memang tidak sesuai dengan selera.

Mohon maaf kepada semua warga binaan, sekiranya apa yang saya lakukan selama ini kurang berkenan atau tidaklah tepat. Tidak lain tujuan saya adalah untuk membuat kita semua senang dan tenang, agar cepat terbebas dari covid-19 ini.

Kini saya sudah sehat dan selesai menjalani karantina kesehatan covid-19. 




Foto sesaat sebelum keluar karantina

Sebagai kilas balik perlu saya sampaikan saat saya rasakan mulai terpapar covid-19.

  • -         Sabtu malam Minggu tanggal 6 Juni 2020, kaki saya terasa tidak mampu lagi menopang tubuh ini.
  • -         Pagi subuhnya tgl 7 Juni 2020 badan saya menggigil.
  • -         Siang tanggal 7 Juni 2020 mulai batuk-batuk, sendi-sendi kaku
  • (maaf berikutnya saya tidak memperhatikan lagi hari dan tanggal saya hanya menghitung hari)
  • -         Hari ke-6 saya dan isteri berobat ke dokter.
  • -         Hari ke-7 – 8 buang air besar encer, pernah berwarna hitam, ada kekuning-kuningan.
  • -         Hari ke- 9 – 10 sesak napas sehingga tidak bisa tidur sorenya masuk rumah sakit.
  • -         5 hari dirawat di rumah sakit (hari ke-15) setelah itu masuk karantina.
  • -         9 hari (Senin, 22 Juni – 30 Juni 2020) di karantina kesehatan covid-19, setelah itu keluar karena dinyatakan negatif dari hasil RT PCR COVID-19.

Terimaksih tim kesehatan gugus tugas covid-19 Kabupaten Kuala Kapuas, provinsi Kalimantan Tengah.

Salam sehat “JANGAN LUPA BAHAGI” berfikir positif, tingkatkan motivasi dan dekatkan diri kepada sang pencipta dan berdoa kepadaNya.
Semoga cepat selesai proses karantina kesehatan covid-19.

12 komentar:

  1. Aamiin slm sehat selalu utk kluarga pak Haji Rusmin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam, semoga sehat selalu untuk kita semua. Aamiin yra

      Hapus
  2. Balasan
    1. Alhamdulillah, banyak yg mendoakan, mungkin saja salah satunya doa Anda yg kabul. Tkb

      Hapus
  3. Alhamdulillah, sehat, mungkin salah satunya bisa saja doa Ibu yg dikabulkan

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah semoga sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin yra, begitu juga doa untuk semua terutama Omjay

      Hapus
  5. Alhamdulillah, sehat wal afiat....suatu pengalaman pembelajaran yg sangat berharga....terima kasih pa haji atas tulisan nya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, kalo bisa share ke banyak orang atau grup
      Agar jd pelajaran

      Hapus
  6. Alhamdulillah, sehat wal afiat....suatu pengalaman pembelajaran yg sangat berharga....terima kasih pa haji atas tulisan nya....

    BalasHapus
  7. Alhamdulilah... Aamiin.. Sehat sll pak rusmin..

    BalasHapus
  8. Sukses terus, semoga covid ini cepat berlalu. Selamat tinggal karantina covid 19

    BalasHapus

PERKENALAN KEPALA SEKOLAH PADA MPLS

KEPALA SMAN 1 ALALAK Nama                          : Drs. Rusmin, M.A.P NIP                             : 19660520199203101...